Wanita Fatayat NU Gelar Sarasehan Pencegahan Terorisme di Hari Kartini
Ratusan kader Fatayat Nahdlatul Ulama dari sejumlah wilayah di Jawa berkumpul di Hotel Papandayan, Kota Bandung, Jumat (20/4/2017).
Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Ratusan kader Fatayat Nahdlatul Ulama dari sejumlah wilayah di Jawa berkumpul di Hotel Papandayan, Kota Bandung, Jumat (20/4/2017).
Informasi yang dihimpun Tribun Jabar, Fatayat NU menggelar sarasehan pencegahan paham radikalisme dan terorisme bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme.
Kegiatan yang digelar pada hari peringatan RA Kartini itu dihadiri Ketua Umum Fatayat NU Anggia R Marini, Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius, dan perwakilan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.
Kasubdit Was dan KP BNPT, Kolonel Sujatmiko, mengatakan kegiatan itu untuk menggalang pencegahan paham radikalisme dan terorisme di kalangan wanita.
"Kaum wanita juga harus melindungi anak-anaknya dari paham radikalisme. Kita tidak boleh kalah," ungkap Sujatmiko.
Anggia mengatakan, terdapat 21 ribu pimpinan anak cabang (PAC) di seluruh Indonesia. Angka itu potensi luar biasa sebagai sarana untuk mencegah paham radikalsime dan terorisme.
"Kami berharap perempuan NU siap memberikan energinya untuk Indonesia," kata Anggia.
Isu terorisme, ujar Anggia, memang sudah membidik kalangan perempuan dan anak-anak. Sudah banyak data soal keterkaitan anak di bawah umur menjadi pengantin bom bunuh diri.
"Ada pengantin bom bunuh diri yang masih berusia 16 tahun," ujar Anggia.
Selain itu, kata dia, seorang wanita asal Bekasi mencoba untuk membom Istana. Beberapa waktu lalu, kata dia, juga terdapat wanita yang dideportasi di Taiwan karena diduga terlibatdengan ISIS.
"Jadi sangat tepat sekali kalau Fatayat NU diajak mencegah paham terorisme dan radikalisme yang juga sudah membidik perempuan dan anak," kata Anggia.
Anggia berharap Fatayat NU mampu mendeteksi paham atau gerakan yang membahayakan negara. Pihaknya meminta instansi terkait memberikan keterampilan tambahan terhadap Fatayat dalam mendeteksi gerakam radikalisme dan terorisme.
"Ini tantangan kami, kami harus mampu karena punya struktur sehingga bisa menjadi fasilitator di masyarakat," Anggia menambahkan.