Dapat Kiriman Belasan Karangan Bunga, Ini Tanggapan Cornelis
Sejumlah karangan bunga tampak tersusun di halaman Kantor Gubernur Kalbar, Selasa (9/5/2017) pagi.
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Sejumlah karangan bunga tampak tersusun di halaman Kantor Gubernur Kalbar, Selasa (9/5/2017) pagi.
Belasan karangan bunga yang ada, tampak memuat tulisan berisi ucapan terimakasih serta dukungan kepada Gubernur Kalbar, Cornelis dalam menolak kelompok radikal dan intoleransi di Kalbar.
Menanggapi adanya kiriman karangan bunga ini, Gubernur Kalbar, Cornelis mengaku belum mengetahui hal tersebut.
"Kemarin saat saya pulang belum ada, hari ini saya belum masuk kantor, belum lihat. Dari rumah langsung ke sini," ujarnya usai menghadiri apel gelar pasukan Operasi Patuh 2017 yang digelar di halaman Polresta Pontianak, Jalan Gusti Johan Idrus No 1, Pontianak, Selasa (9/5/2017) pagi.
Cornelis menegaskan, sudah menjadi kewajiban negara dalam mengamalkan dan melaksanakan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Itu kan sudah kewajiban negara ya untuk mengamalkan, melaksanakan Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, dalam sebuah Negara Kesatuan Republik Indonesia."
"Dan kita selaku warga negara Indonesia wajib menolak aliran-aliran keras, radikal. Dan itu juga sudah disepakati di KTT Asean."
"Semua negara, baik Malaysia, Indonesia, Brunei Darussalam, Filipina. Ndak usah bantu-bantulah kelompok radikal yang dapat menghancurkan negara ini, kasihan rakyat," tegasnya.
Cornelis juga menegaskan, yang dimaksudkannya tersebut bukanlah Islam, namun kelompok-kelompok beraliran keras atau radikal.
Semua negara ASEAN, menurutnya telah menyepakati hal tersebut, bersama-sama saling menjaga berkembangnya kelompok radikal.
"Saya tidak menyebut Islam, tidak. Tetapi kelompok radikal. Saya ikut dalam rapatnya, jadi semua negara yang ada di sini, tak usah bantu-bantu mereka (kelompok radikal)."
"Kalau Indonesia jangan bantu Filipina, menjadi kelompok radikal, nah kalau Malaysia jangan bantu Indonesia."
"Masing-masing kita jaga (negara), kita (antarnegara ASEAN) saling bantu karena ini sudah menjadi musuh internasional, bukan hanya Indonesia," terangnya.
Gubernur Cornelis menambahkan, kesepakatan tersebut tidak hanya disepakati tiga negara saja, namun seluruh negara-negara yang tergabung dalam kawasan ASEAN.
"Bukan (hanya) tiga negara, kita yang berada di ASEAN BIMP EAGA (Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Philippines East ASEAN Growth Area) ini harus saling bekerjasama."
"Untuk di Kalbar, pengawasan (kelompok radikal) pengawasan dilakukan TNI/ Polri. Imbauan saya kepada masyarakat, kita kembali kepada jati diri bangsa Indonesia, titik," sambungnya.