Destinasi Pariwisata Kalbar Potensi Datangkan Wisman
Provinsi Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia, dinilai cukup memberi dampak positif, khususnya dalam sektor pariwisata.
TRIBUNNEWS.COM - Provinsi Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia, dinilai cukup memberi dampak positif, khususnya dalam sektor pariwisata.
Destinasi pariwisata di provinsi yang dilewati garis khatulistiwa ini berpotensi mendatangkan wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara dari Malaysia.
Demikian dikatakan Anggota Komisi X DPR RI Lathifah Shohib di sela-sela kunjungan kerja Komisi X ke Provinsi Kalimantan Barat, baru-baru ini.
“Destinasi pariwisata di Kalbar ini berpotensi mendatangkan wisman, karena berbatasan dengan Malaysia dan Brunei. Apalagi dengan adanya pembenahan pos lintas batas negara yang semakin baik di beberapa titik di Kalbar. Pos lintas ini merupakan teras dari Indonesia, kini kita tidak malu lagi. Warga Malaysia bisa membelanjakan ringgitnya di Indonesia,” kata Lathifah.
Destinasi pariwisata yang dimaksud Lathifah adalah Danau Sentarum, yang letaknya tak terlalu jauh dari Serawak, Malaysia. Namun cukup jauh dari Pontianak, Ibukota Provinsi Kalbar.
Tentu hal ini membutuhkan dukungan infrastruktur. Apalagi dengan jarak yang cukup jauh dari bandara yang terletak di Pontianak, tentu infrastruktur jalan merupakan sesuatu yang tak bisa ditawar.
“Kementerian Pariwisata sebagai leading sektornya, harus segera berkoordinasi dengan kementerian terkait, karena pariwisata ini juga menjadi prioritas pemerintahan Presiden Joko Widodo. Kemenpar cukup menyiapkan konten pariwisatanya, dan kementerian lain seperi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk infrastrukturnya,” imbuh Lathifah.
Bahkan jika memungkinkan, tambah politisi F-PKB itu, dibuat bandara perintis di sekitar destinasi pariwisata itu. Dikhawatirkan, lokasinya yang cukup jauh, wisatawan jadi enggan untuk mendatanginya.
Apalagi, beberapa daerah pariwisata lain juga sudah membangun penerbangan perintis, seperti Labuan Bajo.
“Saya kira kalau di sini pengembangan pawisatanya bagus dan prospek kunjungan wisatawan cukup tinggi, maka dimungkinkan dibangun bandara perintis. Karena yang menikmati juga warga Indonesia,” imbuh Lathifah.
Politisi asal dapil Jatim itu pun berharap, potensi pariwisata berdampak pada perekonomian warga dan menyumbang ke pendapatan asli daerah, serta memenuhi target kunjungan 20 juta wisman ke Indonesia pada tahun 2019.
Hal senada diungkapkan Wakil Ketua Komisi X DPR Sutan Adil Hendra. Politisi F-Gerindra itu menilai, destinasi pariwisata di Kalbar membutuhkan sentuhan infrastruktur yang memadai, karena jarak dari Pontianak menuju destinasi memakan waktu berjam-jam.
“Oleh karenanya harus ada peningkatan sarana transportasi baik udara maupun darat, karena jaraknya yang sangat jauh ini. Potensi ini harus didorong, sehingga tercipta destinasi unggulan yang nanti dapat mengejar target kunjungan wisman kita,” harap politisi asal dapil Jambi itu.
Sementara itu sebelumnya, Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Kalbar, Kartius mengatakan, setidaknya ada dua destinasi wisata yang diajukan Pemprov Kalbar agar dapat menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional. Yakni Danau Sentarum dan Kawasan Temajuk Sambas.
“Danau Sentarum, dekat dengan Serawak, Malaysia. Wisatawan bisa memancing ikan di sana, karena kaya akan spesies ikan. Kemudian Kawasan Temajuk, di Sambas. Sekitar 5 jam perjalanan dari Pontianak. Itu juga berbatasan langsung dengan Malaysia,” jelas Kartius.
Dalam kesempatan berbeda, Wakil Bupati Kabupaten Kubu Raya Hermanus mengatakan, Kubu Raya memiliki banyak potensi alam seperti mangrove, pantai, wisata religi dan sejenisnya. Hanya saja karena belum dikemas dengan baik, membuat potensi yang ada belum banyak dikenal.
“Kami harapkan dengan kehadiran Komisi X DPR ini bisa membantu Kubu Raya untuk memajukan sektor pariwisata Kubu Raya,” kata Hermanus.
Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Kubu Raya, Suharso mengakui jika Kubu Raya memiliki sejumlah situs budaya, misalnya peninggalan kerajaan kubu. Namun sejumlah situs budaya yang memiliki nilai historis ini kian meredup.
“Saya yakin, jika didukung dengan anggaran yang memadai, maka situs budaya yang ada ini bisa terus dilestarikan dan secara tak langsung juga menjadi potensi untuk mengundang wisatawan bertandang ke Kubu Raya dan pada akhirnya akan memberikan dampak pada peningkatan asli daerah di Kubu Raya,” harap Suharso. (Pemberitaan DPR RI)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.