Waduh, 40 Ribu KK di Kabupaten Banjar Gunakan Jamban Apung
Ada ratusan jamban apung yang terlihat berjejer di sepanjang kawasan itu.
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Kualitas air Martapura'>Sungai Martapura setiap tahun terus menurun.
Kondisi itu, diperparah dengan banyaknya warga yang masih buang hajat di Martapura'>Sungai Martapura.
Di antaranya, sejumlah warga masih membuang hajat di kawasan Tambak Anyar sampai Astambul.
Mereka masih memanfaatkan jamban apung sebagai sarana buang hajat.
Ada ratusan jamban apung yang terlihat berjejer di sepanjang kawasan itu.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banjar, H Mokhammad Hilman mengakui, keadaan itu menjadi satu hal yang memperburuk kualitas air Martapura'>Sungai Martapura adalah aktivitas buang hajat di jamban apung.
Di sepanjang Martapura'>Sungai Martapura ini, bebernya, diperkirakan ada sekitar 5.000 hingga 6.000 jamban apung. Satu jamban itu biasanya digunakan oleh delapan kepala keluarga (KK).
Sedangkan, satu keluarga terdiri empat sampai lima orang. Artinya, jika dikalikan, 40 ribu KK masih pakai jamban apung.
"Jadi, cukup banyak yang harus difasilitasi melalui program septic tank individual ini," katanya.
Menurutnya, terkait itu Bupati Banjar telah mencanangkan pengurangan jamban apung di sepanjang Martapura'>Sungai Martapura ini.
Tahun ini, pihaknya secara bertahap mulai melakukannya. Ada sebanyak 655 keluarga yang bisa diakomodir. Program ini, dilaksanakan di 13 Desa dan Kelurahan
Hanya, program jamban individual ini baru sebatas septic tank tidak termasuk pembuatan bilik. "Karenanya kami harus banyak turun mengkomunikasikan dengan desa untuk pengadaan biliknya,” katanya.
Tapi untungnya, ada bantuan dari dana desa dan CSR.
“Alhamdulilah, ada bantuan dari desa melalui dana desa. Kemudian juga dari APBD serta dana CSR. Mudah-mudahan target 255 septic tank individual ini bisa tercapai," jelasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.