Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Setelah Koma 1,5 Bulan, Yusup Berangsur Berubah Drastis

Setelah terbangun dari koma selama 1,5 bulan Yusup berangsur berubah dan dari tahun ke tahun emosionalnya tak terkendali.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Setelah Koma 1,5 Bulan, Yusup Berangsur Berubah Drastis
Tribunjabar/Dian Nugraha Ramdani
Sudah delapan tahun Yusup (15) tinggal di kamar pasungan. Ibunya, Ratnasari (38) dan ayahnya, Aat Nurjaman (35) mengurung Yusup karena anaknya itu sudah tak bisa dikendalikan. TRIBUN JABAR/DIAN NUGRAHA RAMDANI 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Dian Nugraha Ramdani

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Setelah terbangun dari koma selama 1,5 bulan Yusup berangsur berubah dan dari tahun ke tahun emosionalnya tak terkendali. 

Fase berubahnya kejiwaan Yusup diawali ketika usianya masih 2,5 tahun. Sebelum koma tubuhnya dingin, mengejang dan sempat sakit keras.

"Waktu itu langsung koma selama 1,5 bulan. Dirawat di Rumah Sakit Kebon Jati cuma dua minggu," cerita Ratnasari (38) tentang anak pertamanya kepada Tribun Jabar, Kamis (11/5/2017).

Sejak itu berbilang hari, bulan dan tahun, Yusup semakin emosional. Puncaknya di usia tujuh tahun Ratnasari dan suaminya, Aat Nurjaman, mengerangkeng Yusup di dua ruangan.

Sudah delapan tahun Yusup hidup dalam pasungan sampai kini menginjak 15 tahun. Cara ini ditempuh orangtuanya agar agresivitas Yusup yang di luar batas tak membahayakan orang lain.

Tak jarang Yusup memukul, mencubit, menjambak rambut orang yang baginya asing, bahkan kepada ayah dan ibunya sendiri.

Berita Rekomendasi

"Yusup dikurung sejak usianya 7 tahun. Kami berharap dengan dikurung di ruangan, tidak akan banyak yang terluka, sebab teman-teman bermainnya juga sering diserang," imbuh perempuan yang akrab disapa Ratna ini.

Di rumahnya di Blok Pareman RT01/04 Kelurahan Mekarwangi, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung, Ratna dan Aat menyediakan dua ruangan berterali khusus untuk Yusup.

Sepanjang hari Yusup bermain, makan dan minum di kamar pertama yang berukuran 2 x 2 meter itu. Di sana hanya tersedia sehelai kasur busa yang lapisan atasnya terbentang perlak hitam.

Menjelang malam Ratna dan Aat bersusah payah memindahkan Yusup ke ruangan yang lebih sempit, sekitar 1 x 2 meter. Di ruangan ini Yusup tidur di atas kasur kapuk.

Segala upaya dilakukan Ratna dan Aat untuk kesembuhan anaknya. Setelah dua pekan dirawat tak kunjung membaik, orangtua membawa Yusup pulang.

Semakin usianya bertambah, orangtuanya tak patah arang membawa Yusup berobat secara modern hingga terapi tapi tak juga membuahkan hasil.

Satu kali Ratna dan Aat membawa Yusup ke Rumah Sakit Hasan Sadikin namun dokter tidak memeriksa atau memberinya obat. Begitu juga ketika dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Jawa Barat, Cisarua, Lembang.

"Dua minggu Yusup cuma diikat di ranjang. Tangan sama kakinya diikat. Berat badannya waktu itu turun drastis," Ratna sedih mengingat kondisi anaknya waktu itu.

Lantaran kecewa terhadap dunia medis Ratna membawa Yusup pulang ke rumah. Ia bertekad mengurus anaknya di rumah saja.

"Sampai usianya enam tahun, saya berhenti untuk membawa Yusup ke rumah sakit. Saya urus di rumah saja," sambung dia.

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas