Terungkap Motif di Balik Pembunuhan Sadis Haji Dofir Usai Salat Zuhur
Motif pembunuhan Kepala Desa Karang Gayam, Haji Dofir (43), ternyata tak hanya dilatarbelakangi pemilihan kades atau Pilkades.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Surya, Ahmad Faisol
TRIBUNNEWS.COM, BANGKALAN - Motif pembunuhan Kepala Desa Karang Gayam, Haji Dofir (43), ternyata tak hanya dilatarbelakangi pemilihan kades atau Pilkades.
Keluarga pelaku ternyata termakan isu tantangan duel yang dihembuskan pihak tak bertanggung jawab di sekitar Pasar Blega, Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.
Hal itu terungkap ketika Kapolres Bangkalan AKBP Anissullah M Ridha mengumpulkan para kades beserta perangkat se-Kecamatan Blega, camat, dan koramil di Masjid Assholihin, Desa Blega, Jumat (12/5/2017).
Menurut Anis, pihaknya sudah menemui keluarga korban untuk mendinginkan suasana. Dia juga meminta agar tidak ada tindakan balas dendam.
"Semua sudah sepakat penanganan perkara ini dipasrahkan ke pihak kepolisian, sesuai hukum yang berlaku," ungkap Anisullah.
Baca: Usai Salat Zuhur, Kepala Desa Tewas Mengenaskan Dikeroyok di Luar Musala
Baca: Perawat Tak Beretika, Berfoto di Depan Mayat Korban Pembunuhan
Anis menjelaskan, orangtua pelaku sudah empat kali mencalonkan diri sebagai kepala Desa Karang Gayam namun gagal.
Dari situlah lantas ada orang yang menghembuskan isu bahwa korban (Dofir) yang baru menjabat kades, menantang duel orangtua pelaku.
Tak ayal isu alias selentingan tak benar tersebut makin menambah panas suasana. Desa Gayam satu dari 140 desa di Kabupaten Bangkalan yang menggelar Pilkades serentak pada Kamis (11/5/2017).
"Akhirnya, anak-anak itu tersinggung dan menempuh tindakan sendiri. Padahal itu tidak benar. Karena tantangan duel itu hanya untuk memancing emosi pihak pelaku," jelas dia.
Hasil penelusuran pihak kepolisian, korban Dofir tidak pernah berhubungan dengan kekerasan atau mempunyai catatan kriminal selama ini. Informasi ini mementahkan isu jika korban menantang duel orangtua pelaku.
"Korban orangnya lurus-lurus saja dan tidak pernah ada catatan hukum. Tidak mungkin korban menantang duel," sambung Anis.
Dalam kasus pembunuhan sadis ini polisi telah menangkap Ma (17) sebagai salah satu pelaku. Anak salah satu calon kades gagal yang itu ditangkap enam jam setelah pembunuhan.
Polisi masih mengejar keberadaan kakak pelaku berinisial ST. Menurut informasi Ma bersama ST menghabisi Dofir usai keluar musala.
"Saya minta ST menyerahkan diri karena perbuatannya sudah melampui batas. Jika tidak saya akan mengambil tindakan tegas. Senjata tajam yang digunakan masih dia pegang," beber dia.