Begini Awal Mula Tragedi Tenggelamnya Enam Santri Ponpes Mambaus Sholihin
Saat memasuki area telaga bekas galian tambang kapur, salah satu kelompok mulai candaan dengan berlari menuju telaga
Editor: Eko Sutriyanto
Mengetahui ada temannya yang tenggelam.
Dua santri lainnya berusaha menolong, namun sayang keduanya juga sama-sama tidak bisa berenang dan akhirnya ikut tenggelam.
Dua santri yang melihat kejadian itu, berusaha lari untuk melapor kepada sejumlah pengawas.
Mereka langsung turun untuk menyelamatkan 6 santri tersebut dan dibawa ke RSUD Ibnu Sani.
“Setelah berhasil diselamatkan ke-enam korban sempat dilarikan ke klinik kesehatan pesantren. Namun, karena kritis akhirnya dibawa ke RSUD Ibnu Sina, tapi dalam perjalanan sudah dinyatakan meninggal dunia,” ujarnya.
Ia menambahkan, kegiatan tersebut biasanya dilakukan bekerjasama dengan Polsek maupun Koramil.
Namun, karena ingin memperdayakan SDM santri akhirnya menggunakan pramuka ponpes.
“Kegiatan outbond merupakan acara rutin bagi kelas IX usai menjalani ujian. Sebab, lusa mereka akan diwisuda,” tuturnya.
Enam santri yang meninggal dunia dalam kejadian itu adalah Saripudin Zuhri (15) asal Dlanjuk, Cepu, Blora, Sholahuddin Ahmad (15), asal Gebang Putih, Sukolilo, Surabaya, Ahmad Syafii (15) asal Babat, Lamongan, Abdul Rohman (15), asal Tambak Asri, Surabaya, Yosar Ahmad Nurdiansyah (15) warga asal Jalan Raya Pancawarna IIB/AB Petiken, Driyorejo, Gresik, dan Royi Amanullah Rusydi (15) asal Gang Lebar, Wonocolo Surabaya.
“Kejadian ini merupakan musibah yang tidak diinginkan,” ungkap Abdul.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.