Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gerakan Anti Radikalisme Berdoa di Kamar Nomor 77 Hotel Inna Bali Tempat Bung Karno Sering Menginap

Puluhan orang dari berbagai elemen organisasi yang tergabung dalam Gerakan Anti Radikalisme (GRAK), Kamis (18/5/2017), menggelar doa bersama.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Gerakan Anti Radikalisme Berdoa di Kamar Nomor 77 Hotel Inna Bali Tempat Bung Karno Sering Menginap
Tribun Bali/Rizal Fanany
Gerakan Anti Radikalisme (GRAK) menggelar doa bersama untuk menguatkan semangat nasionalisme di kamar nomor 77 Hotel Inna Bali, Jalan Veteran, Denpasar, Kamis (18/5/2017). TRIBUN BALI/RIZAL FANANY 

Tak hanya itu, pada era pasca G30S/PKI di bulan November 1965, Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) yang merupakan cikal bakal Kopassus, Kolonel (Inf) Sarwo Edhie Wibowo saat menumpas PKI di Bali sempat tinggal di kamar tersebut.

Saat menjabat sebagai Komandan Kostrad, Soeharto atau Pak Harto (yang kemudian jadi Presiden kedua RI) juga diketahui pernah menginap di kamar nomor 77.

Bahkan menurut Aridus, Pak Harto setiap pagi selalu bersantai di teras kamar dengan menggunakan seragam loreng tempur.

"Sarwo Edhie pernah pada 1965, Pak Harto juga pas jadi Komandan Kostrad. Bahkan Pak Harto pakai seragam loreng sering santai di pagi hari sebelum berangkat. Masyarakat menontonnya dari seberang jalan," tambah Aridus.

Berdasarkan penelusuran Tribun Bali, Inna Bali Hotel yang sebelumnya bernama Bali Hotel dibangun oleh perusahaan pelayaran Belanda, Koninklijke Paaketvaart Maaschapij (KPM) sebagai bagian dari tempat peristirahatan para penumpang KPM yang berkunjung ke Bali di tahun 1928.

Bali Hotel juga merupakan venue Konferensi Denpasar dari tanggal 7 sampai 24 Desember 1946.

Konferensi diawali dengan pertemuan tidak resmi sejak 7 Desember dipimpin oleh Komisaris Pemerintah untuk Kalimantan dan Timur Besar (Regeeringscommissaris voor Borneo en de Groote Oost) Dr. W.Hoven.

BERITA TERKAIT

Pembukaan resmi dilakukan oleh Letnan Gubernur Jenderal Van Mook pada tanggal 18 Desember dan ditutup pada 24 Desember 1946.

Menurut karyawan bagian sales Hotel Inna Bali, Komaredana, kamar nomor 77 itu tidak dijadikan objek wisata khusus oleh pihak hotel. Kamar tersebut disewakan kepada tamu umum.

"Nggak dijadikan objek wisata. Cuma, kadang-kadang ada tamu yang memang ingin menginap secara khusus di sana," katanya saat ditemui kemarin.

Kamar tersebut, jelas Komaredana, juga kerap dipakai sebagai ruang rias bagi para pengantin yang menggelar resepsi di hotel tersebut.

Tarif kamar nomor 77 itu adalah Rp 1.750.000 per malam. Kamar tersebut masuk kategori suite.

"Termasuk kamar suite, karena ada ruang keluarganya," ungkap Komaredana.

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas