Springbed Jadi Kado Terakhir Sebelum Abil Tewas Dibunuh
Ia mengaku tak punya firasat apa pun bahwa permintaan Meme itu justru merupakan ‘kado’ terakhir dari sang ayah untuk Abil.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, ACEH BARAT DAYA - Mulyadi, ayah dari dua korban pembunuhan, Fakhrurrazi alias Arul (12) dan Habibi Askhar Balihar alias Abil (8), kini terkenang-kenang pada permintaan anaknya, Zia Amelia (5) yang kerap disapa Meme.
Adik bungsu Arul dan Abil itu pernah minta dibelikan tempat tidur untuk abangnya, Abil.
"Meme minta ke saya untuk dibelikan spring bed. Tapi bukan untuknya. ‘Kalau ayah belikan spring bed baru, adek baru mau tidur sama Bang Abil’ begitu permintaan Meme ke saya," ungkap Mulyadi saat ditemui Serambi di rumahnya, Kamis kemarin.
Selaku ayah, Mulyadi pun mengabulkan permintaan anaknya itu.
Tiga hari berselang, barang yang diminta Meme pun dipesan secara khusus dari Medan, Sumatera Utara.
Ia mengaku tak punya firasat apa pun bahwa permintaan Meme itu justru merupakan ‘kado’ terakhir dari sang ayah untuk Abil, anak pertamanya dari istri kedua.
Istri pertama Mulyadi (Evi) meninggal, lalu ia menikah lagi dan lahirlah Abil delapan tahun silam.
Baca: Dua Putra Pejabat Aceh Barat Daya Tewas Dibunuh
Setelah spring bed itu sampai ke rumah pada Senin (15/5/2017) pagi, Mulyadi berpesan kepada Abil, agar cepat pulang.
Namun, seusai magrib, sang anak minta pamit salat Isya di musala yang berada tak jauh dari rumah mereka.
"Saat Isya, saya duduk di warung Ogek. Tiba-tiba datang anak saya bersama temannya naik sepeda motor. Dia minta pamit tidur di rumah nenek. Karena tak ada firasat apa-apa, saya kasih izin. Saya bahkan bilang ke dia: antar dulu kawannya. Lalu mereka pergi," kata Mulyadi sambil menerima salaman dari sejumlah kerabat yang silih berganti melayat ke rumahnya.
Ternyata, itulah malam terakhir Mulyadi bertemu Abil.
Esoknya, Abil bersama abangnya, Arul, ditemukan tak lagi bernyawa di rumah nenek mereka, Hj Wirnalis (62) di Desa Meudang Ara, Blangpidie. Sang nenek yang merupakan ibu mertua Mulyadi juga terbunuh.
"Itulah kenangan terakhir saya tentang Abil," kata Mulyadi lirih.