Springbed Jadi Kado Terakhir Sebelum Abil Tewas Dibunuh
Ia mengaku tak punya firasat apa pun bahwa permintaan Meme itu justru merupakan ‘kado’ terakhir dari sang ayah untuk Abil.
Editor: Dewi Agustina
Setelah kedua jenazah anaknya dimandikan, Mulyadi mengaku tak sanggup menggambarkan betapa kejamnya sang pelaku, karena di bagian tubuh korban ada luka sayat yang cukup parah. Di perut, bahu, bahkan rahang sang anak.
"Biadab sekali pelakunya," kata Mulyadi dengan mata berkaca-kaca.
Penguburan ketiga korban pada Rabu (17/5/2017) malam sempat tertunda beberapa jam.
Awalnya akan dikubur sekira pukul 21.00 WIB di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Lampoh Drien, Desa Meudang Ara, Kecamatan Blangpidie.
Baca: Motif Pembunuhan Dua Putra Pejabat Abdya dan Sang Mertua Masih Misterius
Tapi penguburan baru bisa dilaksanakan ketika Adel, anak pertama Mulyadi, tiba dari Banda Aceh sekira pukul 21.30 WIB.
"Lama di jalan, karena sampai di Meulaboh hujan lebat, makanya orang itu bawa mobilnya tidak bisa kencang," kata Mulyadi.
Setelah tiba di Abdya, Adel pun lebih dulu singgah di Keude Siblah, tempat sang nenek (Hj Wirnalis) dimandikan.
Setelah itu, Adel didampingi sanak saudara diantar ke rumahnya. Setiba anak sulungnya dari sang istri pertama (almarhumah Evi) tiba, suasana rumah dua lantai itu pun sontak berubah.
Baca: Terduga Pelaku Pembunuhan Dua Putra dan Mertua Pejabat Abdya Ditangkap
Tangis histeris dan ratapan pecah, mengiringi kepergian dua anak Mulyadi dan ibu mertuanya.
Setelah tangis berangsur reda, prosesi pemakaman pun dimulai.
Diangkut dengan mobil ambulans, dua jasad abang adik (satu ayah lain ibu) itu pun dikuburkan satu liang. Ukuran makamnya, 2 x 2 meter.
"Iya, mereka dikuburkan satu liang, neneknya di liang yang lain," kata Mulyadi bernada lirih.
Ia berharap polisi bisa meringkus dengan cepat pelakunya karena ia ingin sekali mengetahui apa motif yang menyebabkan dua anak dan ibu mertuanya dibunuh secara sadis. (rahmat syahputra)