Kembali Unggah Tulisan, Makjleb! Ini Sindiran Menohok Afi untuk Penghujat dan Pengancamnya
Seolah memberikan jawaban kepada pengancam serta penghujatnya, Afi pun kembali mengunggah tulisan sarat sindiran menohok.
Penulis: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Imbas dari tulisan 'Warisan' yang dibuat siswi SMA asal Banyuwangi, Asa Firda Inayah (19), berbuntut panjang.
Betapa tidak, setelah tulisan itu viral, pemilik akun jejaring sosial Facebook Afi Nihaya Faradisa ini kerap dirisak, dihujat bahkan diancam akan dibunuh.
Ia mengaku sering mendapat ancaman pasca statusnya di akun Facebooknya viral dan disukai banyak orang.
Ancaman itu datang dari inbox di Facebooknya dan telepon dari orang tidak dikenal.
"Saya dianggap sebagai liberal, sekuler dan tidak berpihak kepada Islam," kata siswi kelas III SMA Negeri 1 Gambiran, Banyuwangi itu saat ditemui di Kota Malang, Jumat (19/5/2017).
Seolah memberikan jawaban kepada para pengancam serta penghujatnya, Senin (22/5/2017), Afi pun kembali mengunggah tulisan sarat sindiran di Facebook miliknya.
Tulisan itu berjudul 'Cara Agar Hidupmu Damai di Negeri ini'.
Di tulisan itu, Afi seolah berperan sebagai seorang kakak yang menasihati adik-adiknya, namun sarat kalimat bermajas sarkasme.
Dalam tulisan itu, Afi meminta agar para adik kelasnya jangan pernah bersuara, jangan pernah percaya diri, jangan bersikap kritis, jangan berpendapat, jangan suarakan keresahan, jangan berpikir macam-macam, apalagi sampai berani mempertanyakan sebuah keadaan yang telah lama tertata.
"Kalian tahu, para orang dewasa itu kadang-kadang membingungkan. Mereka ingin negara mereka maju, tapi suara yang menyeru kemajuan ramai-ramai dibungkam hanya karena mereka tidak ingin ego mereka sebagai pihak-lebih-tua-yang-selalu-benar akan terusik. Hanya karena mereka tidak mau posisi mereka sebagai orang yang lebih superior tercabik. Mereka tidak mau dibangunkan dari tidur panjang, tak seorangpun ingin kehilangan kenyamanan," tulis Afi.
Afi pun seolah memberikan contoh dirinya yang vokal dan pemikirannya berbeda sehingga mendapatkan banyak hujatan dan makian.
"Adik-adikku para harapan bangsa, belakangan ini seorang anak telah membuktikannya. Entah berapa ribu kali pesan penghakiman telah dilontarkan orang. Entah berapa ribu kali ia dikatakan tidak pernah ngaji atau tidak berpihak pada agama yang ia anut dengan keputusannya sediri. Ia memaparkan pandangan universal yang dipahami oleh semua agama, sedangkan beberapa orang memberi tanggapan dan tandingan hanya dengan menggunakan perspektif yang berasal dari keyakinannya sendiri. Dimana nyambungnya?" tulis Afi.
Di akhir tulisan, Afi pun menggambarkan bagaimana negeri yang ditinggalinya dan secara sarkasme, meminta adik-adik kelasnya memupuskan harapan mereka.
"Ingatlah yang kakak sampaikan. Jangan terlalu tinggi harapan! Kau lihat sendiri, di negeri ini, Korupsi, rusak moral, dan sepi nalar tidak apa-apa, asalkan kau tidak berkata terlampau jujur terhadap realita," tulis Afi.