Korban Gempa Poso Sempat Mengungsi karena Takut Ada Tsunami
Gempa yang terjadi saat masyarakat sedang beristirahat itu, membuat sebagian besar warga yang tinggal di pesisir pantai sempat mengungsi
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulteng, Bartholomeus Tandigala mengatakan, guncangan gempa 6,6 SR di Poso, Senin (29/5/2017) sangat terasa hingga membuat rumah roboh.
Gempa yang terjadi saat masyarakat sedang beristirahat itu, membuat sebagian besar warga yang tinggal di pesisir pantai sempat mengungsi ke tempat aman karena takut diikuti tsunami.
"Namun, semua masyarakat yang mengungsi tersebut, kini sudah kembali lagi ke rumahnya," ujar Bartholomeus di Palu, Selasa (30/5/2017).
Kepala Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Palu Petrus Demon Sili dalam siaran persnya menyatakan, gempa bumi tektonik pada 29 Mei 2017 mengguncang wilayah Wuasa, Sulawesi Tengah, berdasarkan hasil analisis BMKG terjadi pada pukul 22.35.22 WITA berkekuatan 6,6 SR, dengan episentrum pada koordinat 1.33 LS dan 120.41 BT di kedalaman 10 kilometer.
Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami, sebab dari kedalaman pusatnya merupakan gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal.
Dalam catatan BMKG, peta tingkat guncangan (shake map) menunjukkan bahwa dampak gempa bumi berupa guncangan kuat dirasakan di daerah Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Poso.
Ia menambahkan, dalam skala intensitas II SIG BMKG atau (V MMI) di Kota Palu dan Kabupaten Sigi, dalam skala intensitas II SIG BMKG atau (III-IV MMI), di Kabupaten Toli-Toli, Pasang Kayu Provinsi Sulawesi Barat dan Tana Toraja Sulawesi Selatan.
Dalam skala intensitas II SIG BMKG atau (III MMI) di Gorontalo, Boalemo dan Bone Bolango, dalam skala intensitas I SIG BMKG atau (II-III MMI) di Palopo, Masamba dan Balikpapan, dalam skala intensitas I SIG BMKG atau (II MMI)