Epilepsi Pande Komang Kambuh Saat Memancing, Peristiwa yang Tidak Diharapkan Terjadi
Sebelum berangkat memancing, kepergiannya sempat dicegah oleh kakaknya, Putu Winaca sebab sekitar 4 hari yang lalu, penyakit epilepsi korban kambuh
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, BALI – Isak tangis Ni Nyoman Ratih (35) pecah, ketika mendapati foto keponakannya yang bernama Pande Komang Rawi (27) telah meninggal dunia dan dievakuasi oleh tim Polsek KintamanI, Minggu (25/6/2017).
Menurut pengkuan Ratih, pada hari Minggu (25/6/2017) sekitar pukul 07.00 Wita saat ditemui di RSUD Bangli, Bali.
Komang Rawi mengajak teman-temannya untuk memancing di Danau Batur, tepatnya di daerah Seked, Kintamani namun, ajakan tersebut ditolak teman-temannya, lantaran pada hari itu mereka harus berangkat kerja.
Ayah dua anak ini pun akhirnya berpamitan dengan keluarga dan memutuskan untuk pergi memancing sendirian.
Sebelum berangkat memancing, kepergiannya juga sempat dicegah oleh kakaknya, Putu Winaca sebab sekitar 4 hari yang lalu, penyakit epilepsi Rawi sempat kumat.
Baca: Tim SAR Temukan Bacah Berusia 3 Tahun yang Tenggelam
“Tolong jangan kemana-mana hari ini, cukup di rumah saja”, ucap Ratih menirukan Winaca.
Rawi pun tidak menghiraukan kakaknya, dan bersikukuh untuk tetap melakukan hobi mingguannya tersebut.
Ratih juga mengatakan jika dirinya sempat merasakan firasat tidak enak, serta mata sebelah kirinya yang tak hentinya berkedip (kedutan-Red).
“Sejak pagi saya merasakan kedutan di mata sebelah kiri saya. Selanjutnya saya menanyakan kepada suami, apakah ada keluarga yang sakit. Namun suami mengatakan tidak ada karena yang berkedut di sebelah kiri. Saya pikir adalah keluarga saya sendiri,” ujarnya.
Baca: Kapal Kargo Indonesia Tenggelam di Selat Malaka
Firasat Ratih pun benar adanya, ketika pukul 13.36 Wita, dirinya mendapat kabar dari Polsek Kintamani, yang meminta dirinya untuk datang di lokasi kejadian, sebab salah seorang keluarganya ditemukan meninggal dunia.
“Mendengar kabar tersebut saya langsung bergegas berangkat ke danau (lokasi kejadian). Dan benar, ketika melihat melihat foto yang ditunjukkan petugas, itu adalah Keponakan saya. Mendadak badan saya langsung lemas seketika,” ungkap Ratih.
Hingga saat ini, Rawi masih berada di RSUD Bangli untuk dilakukan proses identifikasi sedangkan pihak keluarga menolak untuk dilakukan autopsi.
Kakek korban yang bernama Nyoman Degdeg (54) mengatakan, untuk selanjutnya jenazah akan dibawa ke rumah duka di Dusun Bayun, Desa Satra Kintamani.
Baca: Netizen Lapor Makan Ikan Sampai Minta Temannya Ditenggelamkan, Begini Reaksi Menteri Susi
“Untuk selanjutnya kami akan menunggu hari baik untuk upacara Ngaben,” ujar Degdeg.
Sementara itu Kapolsek Kintamani, Kompol I Putu Gunawan saat ditemui di lokasi kejadian mengatakan, kejadian tersebut bermula saat dua orang pemancing datang dari arah utara melihat sesosok jenazah seorang pria mengambang dengan posisi telungkup di pinggir Danau Batur di wilayah Seked pada pukul 11.00 Wita.
Keduanyapun sontak berteriak memanggil warga sekitar untuk meminta bantuan evakuasi karena jenazah korban hampir berada di tengah, dekat dengan kuramba warga.
“Tolong-tolong ada mayat,” ujar Putu Gunawan menirukan kedua pemancing tersebut.
Baca: Pemancing di Pantai Lembeng Kaget Temukan Jasad Orok
Hanya saja saat itu tidak ada warga yang berani menolong dan warga langung menelepon Polsek Kintamani untuk melakukan evaluasi.
“Mendapat laporan warga, kami langsung menuju ke lokasi kejadian. Hanya saja ,saat dicek oleh petugas, tidak ditemukan identitas apapun,” tutur Gunawan.
Lanjut Gunawan, berdasarka keterangan dari keluarga korban, dikatakan bahwa Rawi memiliki riwayat penyakit epilepsi.
Diperkirakan bahwa korban memancing seorang diri dan sudah mendapat 4 ekor ikan.
Namun tiba-tiba, tas beserta alat pancing cadangannya terjatuh ke danau dan saat korban ingin mengambilnya, penyakit epilepsi korban kumat sehingga korban tercebur dan meninggal .
“Dari Keterangan kakak korban, diketahui bahwa sekitar 4 hari lalu, penyakit epilepsi korban kumat hingga membuatnya pingsan. Jadi perkiraan kami, karena mengidap epilepsi tersbut, lalu korban tercebur di air dan tidak ada yang menolong hingga pernafasan terhenti kemasukan air. Yang mengakibatkan korban meninggal dunia,” papar Gunawan. (*)