Teror Marawi Ganggu Ativitas Perdagang Bitung-Davao
Kabar terakhir kapal itu bakal sandar di Pelabuhan Bitung pada minggu kedua bulan Juli.
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, , BITUNG - Beberapa kendala masih membayangi operasional Kapal RoRo rute Kota Bitung-Davao City, salah satunya masalah izin.
Syahbandar Pelabuhan Bitung Ahmad Wahid menuturkan, kapal tersebut tengah berupaya melengkapi sejumlah izin.
"Menurut Kepala Kadin Sulut masih melengkapi izin," beber dia, Kamis (29/6). Karena itulah kedatangan kapal terus tertunda.
Menurut dia, kabar terakhir kapal itu bakal sandar di Pelabuhan Bitung pada minggu kedua bulan Juli.
Dikatakan Ahmad, kapal tersebut mengajukan pemotongan biaya sandar pelabuhan.
"Hal itu sedang dikaji pihak Pelni," kata dia.
Kadisperindag Sulut Jenny Karouw menuturkan, masalah lainnya kapal itu adalah sulitnya mencari pasaran di Filipina.
Kondisi wilayah Filipina selatan (teror Marawi) yang lagi bergolak membuat pasar agak lesu.
"Hukum ekonomi supply demand berlaku," kata dia.
Karouw mengakui kesulitan juga ada pada penyediaan komediti ekspor. Namun hal tersebut sudah bisa teratasi.
Diketahui, Kapal RoRo rute Davao-Bitung diresmikan Presiden Jokowi bersama Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada 1 April lalu.
Direncanakan, kapal tersebut akan sandar dua kali sebulan.
Namun hingga kini, kapal itu baru sekali sandar di Bitung saat peresmian pelayaran. Itupun dengan tidak membawa muatan.
Kapal tersebut bisa menampung 250 kontainer.
M
eski didera berbagai kendala, namun masa depan operasi Kapal RoRo tersebut dipastikan cerah.