Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemilik Bom Panci Dulu Anggota Geng Motor, Tobat Setelah Gabung Dua Ormas Islam

Agus Wiguna, pemilik bom panci, saat sekolah suka mabok, anggota geng motor, dan pengisap ganja. Ia tobat setelah ikuti dua organisasi keagamaan.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Pemilik Bom Panci Dulu Anggota Geng Motor, Tobat Setelah Gabung Dua Ormas Islam
youtube
KTP pemilik bom panci yang meledak di sebuah rumah kontrakan, kawasan Buah Batu, Bandung, Bawa Barat. Dari KTP tersebut, yang bersangkutan bernama Agus Wiguna. 

“Ada sebuah pertanyaan, saya harap Pak Ustadz bisa menjawabnya,” ujarnya menohokku tiba-tiba.

Aku lupa melepas sarung dan peci di kepala. Mungkin ini yang menyebabkannya memanggilku “Ustadz”. Tapi kucoba tak gentar.

“Konon, dalam sebuah dalil hadits Nabi, kelak Islam akan terpecah menjadi 73 golongan, 72 di antaranya masuk neraka sedangkan yang satu selamat. Islam yang mana yang selamat itu?”

Aku tak berhasil menghafal hadits itu secara lengkap, baik bahasa Arabnya atau terjemahannya.

Dengan akal yang dangkal ini aku menjawab, “Islam yang selamat cuma satu. Mereka bukan golongan manapun dan dengan nama apapun. Mereka adalah orang Islam yang senantiasa berbaik sangka pada seluruh makhluk, terlebih manusia. Memiliki prinsip, ‘sebaik-baik diri sendiri lebih baik orang lain, dan seburuk-buruk orang lain lebih buruk diri sendiri’, senantiasa mengajarkan perdamaian, keselamatan dan keamanan,”

Si pemuda menatapku sekali dan kembali berhenti sejenak. Punggungnya kembali tegak dan berkata, “Kembali pada konsep sami’na waatha’na, bagaimana pandangan Ustadz?”

“Menurutmu, atau paling tidak menurut apa yang kaudapatkan ketika ikut kajian dulu?” kukembalikan pertanyaannya.

Berita Rekomendasi

“Anda yang ustadz, kenapa harus tanya pada saya?” kulit di antara alisnya melipat dan tampak jelas urat di keningnya menegang. Tensinya naik, ia tampak bersemangat.

“Bagaimana kamu menjalankan sesuatu yang bahkan kamu sendiri tidak pahami?”

“Baik,” balasnya. “Kita sebagai muslim didorong untuk melaksanakan syariat Islam secara kaffah, tak setengah-setengah. Baik dalam peribadatan maupun kehidupan kita sebagai rakyat. Sekarang, hukum mana yang harus kita ikuti? Pemimpin mana yang harus kita taati? Syariat apa yang mesti kita jalankan? Apakah semua yang kita jalankan sesuai dengan al-qur’an dan sunnah atau malah bertentangan? Apakah bisa dikatakan kaffah Islam kita jika bertentangan dengan al-quran dan sunnah?”

Bersambung ke bagian selanjutnya...

Baca: Ujang Basmut, Begitu Orang Memanggil Pemilik Bom Panci

Baca: Agus Wiguna Mengaku Gerah dengan Riba, Katanya Dosa Besar

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas