Fakta Memprihatinkan Nasib Para Buruh Garmen Milik Ivanka Trump di Subang
Realitas bekerja di pabrik membuat pakaian untuk label Ivanka Trump benar-benar memprihatikan.
Editor: Sugiyarto
Eka, seorang ibu tunggal berusia 30-an dengan dua anak, yang telah menghabiskan tujuh tahun mengatakan bahwa ia menyukai pekerjaannya ini. “Tidak terlalu sulit,” tuturnya.
Sama seperti Eka, Yuma, seorang wanita muda yang belum menikah juga mengatakan hal yang sama.
“Saya senang bekerja di sini. Orangtua saya adalah petani dan itu adalah pekerjaan yang melelahkan. Di sini, setidaknya ada AC,” jelas Yuma.
Menurut rata-rata pekerja yang membuat pakaian Ivanka Trump di Indonesia, mereka tidak dilecehkan dengan kejam.
Namun situasi mereka jauh dari istilah “wanita yang bekerja”.
Selain upah per bulan, setiap pekerja wanita juga mendapatkan keringanan. Seperti cuti hamil yang dibayar 3 bulan (biasanya dibagi antara 6 minggu kehamilan dan 6 minggu setelah kelahiran).
Lalu asuransi kesehatan dan bonus bulan sebesar 10,50 US Dollar (Rp150.000) jika tidak mengambil cuti untuk haid.
Total ada 2.759 pekerja di pabrik ini.
Menurut sebuah foto sebuah jadwal yang ditunjukkan seorang pekerja kepada The Guardian, target produksi antara jam 7 pagi sampai 4 sore adalah antara 58 sapai 92 pakaian per periode.
Sementara jumlah aktual yang dihasilkan dicatat sekitar 27 sampai 40 pakaian.
“Manajemen semakin pintar. Mereka menghapus jam 4 sore kartu identitas kami sehingga Anda tidak dapat membuktikan apapun,” ucap Wildan, seorang pekerja laki-laki berusia 25 tahun.
The Guardian telah mencoba mendekati Gedung Putih untuk mendapat jawaban. Namun mereka menolak memberikan komentar apapun.
Bagaimana menurut Anda?