Siti Bingung dan Sedih Bayinya yang Berusia 3,5 Tahun Bobot Tubuhnya Hanya 1,9 Kg
Tubuh Repan sangat mungil dengan bobot saat ini hanya 1,9 kg. Bahkan tiga hari sebelumnya bobot berat Repat cuma 1,7 kg.
Penulis: Welly Hadinata
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Selang infus masih terpasang di tubuh mungil bayi asal Desa Air Utih Ulu, Kecamatan Plakat Tinggi, Kabupaten Muba yang menderita gizi buruk ketika ditemui di sal rawat inap anak RSMH Palembang, Jumat (21/7/2017).
Bukan hanya selang infus, selang khusus saluran asupan ASI (Air Susu Ibu) juga dipasangkan pada mulut si bayi yang bernama Repan Saputra.
Tubuh Repan sangat mungil dengan bobot saat ini hanya 1,9 kg. Bahkan tiga hari sebelumnya pada saat pertama kali masuk ke RSMH Palembang setelah dirujuk dari RSUD Sekayu, bobot berat Repat cuma 1,7 kg.
"Waktu lahir berat Repan itu 2,9 kg dan kondisi badannya sehat. Memang Repan lahir dibantu dukun kampung dan bukan bidan. Waktu itu Repan lahirnya nyungsang, jadi kaki dulu yang keluar," ujar Siti Samsi (46), ibu Repan, yang selalu berada di samping Repan.
Baca: Beras Subsidi Seharga Rp 6.000 Dioplos Lalu Dijual Rp 20 Ribu Per Kilogram
Siti Samsi menceritakan, gejala anak keduanya ini mulai merasakan sakit saat masih berusia satu minggu.
Ketika itu tubuh Repan seperti warna jantung pisang yang direbus. Bahkan saat usianya Repan satu bulan, tubuhnya sudah merah.
"Waktu merasakan gejala itu, memang tidak saya bawa ke dokter, karena kami tidak ada uang. Jadi saya hanya obati secara tradisional. Memang Repan sering muntah saat disusui," ujar Siti.
Siti bersama suaminya yakni Syukri (60) yang hanya bekerja sebagai buruh tani, merasa kebingungan dengan kondisi sakit yang dialami Repan. Terlebih lagi sejak berusia satu bulan, setiap harinya berat Repan selalu menurun.
Padahal anak pertama mereka yang kini berusia tiga tahun, sama sekali tidak pernah mengalami sakit yang dialami Repan.
"Pernah Repan ini kami bawa ke rumah sakit Sekayu atas usulan pak kades. Tapi setelah itu kami bawa pulang karena surat-surat kami belum lengkap. Akhirnya ada orang pemerintah yang menjemput kami dan dibawa ke rumah sakit," ujar Siti.
Ditanya apakah selama ini Repan anaknya salah dalam asupan makanan yang diberikan, Siti Samsi mengatakan, tidak ada yang salah dalam memberi makanan. Bahkan Repan disusui sama seperti bayi pada umumnnya.
"Mungkin pada waktu lahir nyungsang, memang leher Repan agak lama ditarik. Tapi pada waktu lahiran sehat-sehat saja. Pada waktu sakit itu memang kami tidak mampu berobat, karena tidak ada uang sama sekali," ujar Siti.
Tiga selama dirawat di RSMH Palembang, rasa kekhawatiran Siti berkurang. Karena dengan cepat dilakukan perawatan dan berat Repan mulai naik dan kondisinya sedikit membaik.
"Alhamdulillah berat Repan naik, tapi memang masih sering menangis. Saya merasa terima kasih kepada yang membantu anak saya," ujar Siti. (Welly Hadinata)