Begini Pengakuan Predator Asal Kalirejo Kepada Polisi
SK meminta korban mengantarnya ke sebuah lokasi hajatan dengan menggunakan sepeda motor.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG TENGAH – Seorang pelajar SMP di Kecamatan Kalirejo, Lampung Tengah menjadi korban sodomi. Remaja berinisial E (15) tersebut dicabuli SK (38), warga Kampung Majapahit, Kalirejo.
Dalam peristiwa yang terjadi pada Jumat (21/7) lalu itu, pelaku yang merupakan pegawai koperasi itu lebih dahulu memperdaya korbannya. Ia membuat E mabuk setelah dicekoki minuman keras.
Kepada petugas Polsek Kalirejo, Minggu (23/7), lelaki yang sudah pantas disebut predator itu menjelaskan bahwa awalnya ia menjemput E di sebuah warnet sekitar pukul 19.00 WIB.
SK meminta korban mengantarnya ke sebuah lokasi hajatan dengan menggunakan sepeda motor.
Ternyata, alasan itu hanyalah kedok semata. SK malah mengajak korban menagih uang koperasi ke sejumlah tempat.
Setelah itu, pelaku mengajak korban makan di sebuah warung. Karena sudah larut malam, pelaku membawa korban ke rumahnya.
Pelaku mengajak korban ke kamarnya. Kemudian korban diminta memakai celana pendek.
Guna melancarkan niat busuknya, SK mencekoki korban dengan minuman keras hingga mabuk. Setelah korban terkapar, barulah ia melancarkan perbuatan bejatnya.
"Kami menghabiskan dua botol Anggur Merah sampai dia mabuk dan tertidur. Paginya ia saya antar pulang dan saya kasih uang Rp 50 ribu supaya tutup mulut dan jangan bilang siapa-siapa," beber SK dalam ekspose di Mapolsek Kalirejo.
Kapolsek Kalirejo Ajun Komisaris Edi Susanto menerangkan, kasus ini terungkap setelah keluarga korban melapor. Korban menceritakan pengalaman buruknya kepada orangtuanya.
Setelah mendapat laporan, SK pun diciduk polisi tanpa perlawanan di kediamannya pada Sabtu (22/7) lalu.
Polisi juga menyita barang bukti berupa pakaian dan celana dalam korban, dua botol bekas miras, dan uang Rp 50 ribu.
Berdasar pengakuannya, kata Edi, pelaku sedikitnya sudah lima kali melakukan aksi sodomi.
"Setidaknya ia sudah lima kali melakukan aksi sodomi terhadap anak di bawah umur. Modusnya selalu sama, mengajak korbannya jalan lalu mencekoki dengan minuman keras dan memberi sejumlah uang untuk tutup mulut," terang Edi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.