Berburu Madu Odeng, Berbahaya Tapi Hasilnya Sepadan
Belum lagi bahaya kalau tersengat sama lebahnya," ujar Fiki kepada TribunJabar.co.id, Jumat (4/8/2018), di halaman Masjid Pusdai Bandung.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan wartawan Tribun Jabar, Ferry Fadhlurrahman
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Fiki dan Asep tidak pernah menyangka dirinya akan bisa berburu dan memanen sarang lebah. Karena berburu dan memanen sarang lebah liar adalah pekerjaan yang sangat berbahaya.
"Biasanya sarangnya ada di pohon tinggi. Belum lagi bahaya kalau tersengat sama lebahnya," ujar Fiki kepada TribunJabar.co.id, Jumat (4/8/2018), di halaman Masjid Pusdai Bandung.
Pohon tinggi yang dibicarakan oleh Fiki adalah pohon yang setinggi lebih dari 15 meter dan lebah liar yang berukuran sekitar dua centimeter.
Fiki dan Asep yang saat itu sedang berjualan madu odeng hasil buruannya, mengaku biasanya dalam memanen madu diperlukan perencanaan yang matang.
Alat-alat krusial seperti alat penghasil asap biasanya dia sediakan terlebih dahulu. Untuk beberapa orang bahkan masih menggunakan lidi yang dibakar pada saat memaneh lebah.
Perencanaan pun biasanya dilakukan beberapa hari, sarang yang ditemukan biasanya dibiarkan dulu. Karena hasil yang didapatkan pun tidak seberapa.
Fiki dan Asep yang pekerjaan sehari-harinya adalah bertani, tidak selalu beruntung dalam berburu madu odeng. Karena belum tentu dapat setiap hari.
"Susah, hari ini saya jualan madu belum tentu minggu depan saya jualan lagi," ujar Fiki.
Keuntungan yang didapat pun cukup besar, menurut Fiki dari satu sarang bisa terkumpul sekitar Rp 500 ribu - Rp 750 ribu.
"Kalau jackpot sarang yang didapat lebih besar," ujar Fiki.