Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dua Hari Pesta Miras di Cafe Bengawan, Tiga Orang di Tulungagung Tewas Bergantian

Tiga orang meninggal dunia usai pesta minuman keras di Cafe Bengawan, Desa Bulusari, Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Dua Hari Pesta Miras di Cafe Bengawan, Tiga Orang di Tulungagung Tewas Bergantian
Tribun Pontianak/Rivaldi Ade Musliadi
ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, TULUNGAGUNG - Tiga orang meninggal dunia usai pesta minuman keras di Cafe Bengawan, Desa Bulusari, Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung.

Diduga, ketiga korban meninggal karena overdosis alkohol.

Menurut saksi mata, Mak Tin yang berjualan di depan Cafe Bengawan, ada enam orang yang pesta miras.

Mereka adalah Supriyadi (40), Azis (25), Opi (17), Pipi (17) dan Anis (17). Tiga nama terakhir adalah para pemandu lagi di cafe tersebut, sedangkan Azis adalah operator lagu.

Mereka mulai menggelar pesta di cafe tersebut Senin (7/8/2017) sekitar pukul 11.00 WIB hingga selasa malam. Jadi, pesta itu berlangsung hampir selama 2 hari.

"Mereka sering keluar terus beli tambul (camilan untuk minum miras) ke warung saya. Saya kenal mereka tapi tidak berhubungan baik," ucap Mak Tin, saat ditemui Jumat (11/7/2017).

Baca: Pemandu Lagu di Cafe Bengawan Tulungagung Tewas Setelah Ikut Pesta Miras

Berita Rekomendasi

Lima orang ini menggelar pesta hingga Selasa (8/8/2017) malam. Selebihnya Mak Tin mengaku tidak tahu pasti kejadian selanjutnya.

Saksi lain, Mukaji yang juga punya warung tidak jauh dari Cafe Bengawan mengatakan, Opi sering keluar ke warungnya karena mengaku tidak kuat.

"Dia minta air putih dan air kelapa agar tidak sampai mabuk. Waktu itu yang melayani adik saya," ucap Mukadi.

Selasa malam pesta ini bubar karena semua dalam kondisi lemah. Aziz diantarkan pulang ke Blitar, dalam keadaan sakit.

Pada pukul 18.01 Azis masih menulis status di akun Facebooknya: "Ra iso nyapo"!!! Njleput sak enek.2 iki john!!!

Namun keesokan paginya teman-temannya menulis pesan duka cita. Sementara Pipi sempat dibawa ke Nglampir, Kecamatan Bandung.

Namun kondisinya parah dan sempat mendapat perawatan di rumah sakit.

Namun keesokan harinya Pipi meninggal dunia. Sedangkan Supriyadi masih bisa beraktivitas di rumahnya di Kecamatan Pakel, meski kondisinya lemah.

Menurut keterangan keluarga, kesadarannya seperti hilang dan sulit tidur.

Supriyadi meninggal pada Kamis (10/8) dan dimakamkan di Desa Bulusari, tempat kelehirannya.

Sementara Opi dan Anis belum diketahui kondisinya. Cafe Bengawan tutup sejak kejadian tersebut.

"Yang punya namanya Temi. Saya juga geram, sejak kejadian itu dia seperti menghilang," ucap Kepala Desa Bulusari, Pramudianto.

Pramu menegaskan, pihaknya akan menutup Cafe Bengawan. Selain itu, pihaknya juga berharap kasus ini diusut tuntas.

"Sayangnya waktu itu keluarga korban menyatakan menolak otopsi. Jadi mungkin cukup sulit membawa ke proses hukum," ucapnya.

Menurut informasi dari keluarga, istri Supriyadi bekerja di luar negeri. Sebelum kejadian, Supriyadi baru panen ikan dan menerima pembayaran.

Sedangkan warga di sekitar Cafe Bengawan menyebut, Supriyadi kerap menggelar pesta.

Biasanya semua pemandu lagu disewa untuk menemaninya. Supriyadi kerap mengamuk di warung tersebut, hingga merusak sound maupun memecahkan gelas-gelas. 

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas