Agus Wiguna Belajar Merakit Bom Panci Dari Orang Ini
Berdasarkan keterangan dari pihak kepolisian, Agus Wiguna bisa merakit bom tersebut karena belajar dari internet.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Wisnu Saputra
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Masih ingat Kasus Bom Panci di Bandung? Agus Wiguna (22) adalah perakit dari bom panci yang meledak di Kampung Kubang Beureum, Sekejati, Buahbatu, Bandung, Sabtu (8/7/2017).
Berdasarkan keterangan dari pihak kepolisian, Agus Wiguna bisa merakit bom tersebut karena belajar dari internet.
Menurut Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Yusri Yunus, selain menjadi penyandang dana dan peracik bom, dua orang terduga teroris dengan nama inisial Y dan R, keduanya adalah orang yang mengajari dan melatih Agus Wiguna.
Keduanya mengajari Agus melalui media sosial.
Meski daya ledak bom kimia ini tak sebesar bom panci, efek ledakan bom kimia yang dibuat kelompok ini, menurut Yusri, bisa lebih mengerikan.
Yusri tak bersedia memerinci bahan-bahan kimia apa saja yang dipakai.
Tapi, jika sampai terpapar, kulit para korban bisa terbakar dan gosong.
Paparan bahan-bahan kimia yang tersebar ke udara saat ledakan, ujarnya, juga bisa mengganggu pernapasan dan merusak organ-organ vital di dalam tubuh hingga menyebabkan kematian.
"Bom ini diaktifkan dengan menggunakan remote control," ujar Yusri.
Yusri mengatakan belum bisa memastikan berapa radius ledakan bom kimia dan seberapa cepat efek kimianya bekerja.
"Kami tak bisa menerka-nerka. Tapi efeknya sangat berbahaya. Tadi petugas yang mencoba membuka cairan kimia dari kamar Y saja tangannya langsung merah- merah. Tadi, mereka menggunakan masker khusus saat melakukan olah TKP," katanya.
Salah seorang pelaku, kata Yusri, juga sempat mencoba efek bahan kimia yang dipergunakan untuk bom ini.
"Y yang sempat menguji coba efek dari bahan kimia itu juga mengalami cedera. Tangan Y sempat luka-luka," katanya.
Berdasarkan pengakuan para terduga, semua bahan kimia yang mereka pergunakan itu mereka beli di Bandung.
"Mereka beberapa kali mengurungkan niat membeli di toko kimia di Bandung karena harus ada surat pengantar atau meninggalkan identitas. Tapi pindah ke toko kimia yang lain, akhirnya dapat," kata Yusri, seraya mengatakan belum bisa memberikan keterangan di toko mana saja para terduga teroris ini memperoleh bahan kimia tersebut.
Yusri mengatakan, selain menargetkan meledakkan Istana Negara serta Mako Brimob di Bandung dan Jakarta, kelompok ini juga menyasar polisi yang sedang bertugas di lapangan. (*)