Gubernur Ganjar: Ada Anak Nyanyi 'Bojo Galak' Siapa Harus Disalahkan?
Pemerintah Jawa Tengah berkomitmen untuk memperkuat pencegahan dan penanganan kasus kekerasan terhadap anak.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Firna Larasanti
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Pemerintah Jawa Tengah berkomitmen untuk memperkuat pencegahan dan penanganan kasus kekerasan terhadap anak.
Demikian disampaikan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di sela lokakarya 'Investasi Pembiayaan Pembangunan untuk Perlindungan Anak di Jawa Tengah.'
“Jawa Tengah mau dijadikan Provinsi Layak Anak. Kami mau mempersiapkan anggaranya, sistemnya, agar kemudian minimum layak anak itu bisa tercapai,” kata Ganjar kepada Tribun Jateng di sela menjadi pembicara dalam lokakarya di Wisma Perdamaian, Semarang, Senin (21/8/2017).
Lokakarya ini diselenggarakan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Keluarga Berencana bekerjasama dengan UNICEF dan Yayasan Setara.
Sebanyak 130 peserta hadir dalam acara ini terdiri dari bupati atau wali kota Se-Jawa Tengah, Kepala Bappeda Se-Jawa Tengah, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Keluarga Berencana, kepala UPTD terkait, akademi dan LSM.
Menurut Ganjar seluruh pemangku kepentingan harus memahami pentingnya investasi untuk perlindungan anak di Jateng.
“Sebagai contoh, saya memiliki pengalaman saat berkunjung ke suatu wilayah. Saat seorang anak diminta untuk menyanyi, lagunya adalah Bojo Galak, Siapa yang harus dipersalahkan?" tanya Ganjar.
Ia mengajak pemda berpikir, bagaimana menyiapkan progam semisal lomba menciptakan lagu anak, menyanyi lagu anak yang sesuai masa pertumbuhannya.
"Maka dari itu, baik pemerintah, sekolah maupun lingkungan dapat melakukan pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap anak,” kata Ganjar.
Ia menambahkan selama ini dalam setiap Musrenbang Pemprov Jateng selalu memperioritaskan anak-anak, difabel dan perempuan.
Hal senada diungkapkan Hening Budiyawati, Pengurus Yayasan Setara. Ia mengatakan selama ini perlindungan anak belum menjadi prioritas dalam pembangunan.
Menurut Hening, berdasar hasil studi UNICEF 2015 tentang tolak ukur keuangan pemerintah khusus untuk perlindungan anak masalahnya di anggaran dan pencegahan.
"Secara khusus atau sistematis ternyata Jawa Tengah memang belum mengalokasikan anggaran tentang perlindungan anak. Kami berharap pemerintah dapat memberikan layanan sesuai kebutuhan anak-anak,” ucap Hening.
Berita ini sudah tayang di Tribun Jateng dengan judul: Hadir di Lokakarya Perlindungan Anak, Ganjar Pranowo Cerita Pengalaman Tak Terduga Soal Bojo Galak
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.