Laporan Tribun Batam, Eko Setiawan

TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Engkos (33) suami dari Yuli (40) tersangka dalam kasus penculikan Bayi terpaksa harus ikut mendampingi sang istri saat menghadapi proses hukum di Polsek Batam Kota.

Menurut pengakuan Engkos, ia tidak tahu menahu tentang anak itu.

Dari pengakuan istrinya, itu adalah anak dari hasil pernikahan mereka.

Mata Engkos terlihat berlinangan ketika menceritakan kasus yang dialami sang istri.

Sejauh pengetahuan Engkos, ‎anak yang di bawa Yuli pulang ke rumah adalah darah dagingnya.

Baca: Dian Ungkap Pernikahan Kedua Opick Ijab Kabulnya Lewat Sambungan Telepon, Apa Hukumnya?

Maka dari itu, saat polisi bertanya anak itu anaknya siapa, Engkos langsung mengatakan kalau itu adalah anak kandungnya.

"Saya tahu kalau anak itu bukan anak saya setelah kasus ini terungkap. Mau marah tak bisa lagi. Saya saja tidak tahu kalau istri saya keguguran, bahkan dia ke Batam juga saya tidak tahu," sebut Engkos, Selasa (22/8/2017) siang.

Terkahir sang istri pamit kepada Engkos hendak pergi ke Cibinong ke tempat anak angkatnya di sana.

Baca: Sri Mulyani Janjikan Harga BBM, Tarif Listrik dan Elpiji Tidak Naik Tahun Depan

Kemudian Yuli juga mengatakan akan melahirkan di Cibinong namun sayang, itu hanya alasan saja dan ternyata Istrinya sudah keguguran.

"Istri saya orangnya begitu‎. Sesakit apapun dia tidak mau ngasih tau sama saya. Makanya saya bingung. Mau marah juga gak bisa," sebutnya.

Ia bilang kepada istrinya, kalau sudah ini takdirnya mendingan sang istri jujur saja kepada pihak kepolisian.

Namun ‎ia memastikan kalau sang istri adalah orang baik sebab selama ini, sudah ada dua orang anak angkat yang diasuhnya seperti anak sendiri.

Baca: Viral! Video Perempuan Datangi Resepsi Pernikahan, Diduga Labrak Suami yang Menikah Lagi

"Anak oran saja diasuh seperti anak sendiri. Gak mungkin istri saya akan menelantarkan mereka. Saya sangat tahu istri saya ini," sebutnya.

Engkos mengaku pusing jika terus berada di Batam. Sementara uangnya hanya pas-pasan.

Sebagai buruh penggilngan padi di Cilengsi, Jawa Barat, ia tidak punya cukup uang untuk terus mendampingi sang Istri di Batam. Namun untuk meninggalkan sang istri juga tidak mungkin.

"Saya ke sini cuma modal Rp 300 ribu. Kalau saya lama-lama di sini, mau makan apa. Sementara istri saya tidak bisa ditinggal juga. Semalam istri saya kencing keluar darah banyak. Dia itu baru saja keguguran," sebut Engkos sambil mengusap air matanya. (koe)