Saat Gadis-gadis Cantik Terjun ke Pedalaman untuk Mengajar: Rela Kepanasan Hingga Riasan Luntur
Kulit Nadine yang putih kontras dengan anak-anak yang tinggal di kampung perbukitan nan tandus dan kering berjarak sekira 40 km dari Waikabubak
Penulis: Yulis Sulistyawan
Bersama PT Fast Food (KFC) Indonesia, 1000 Guru menjadikan SDN (Paralel) Mata Wee Tame ini menjadi bagian dari Project Smart Center. Saat ini sudah 35 Smart Center yang didirikan KFC-1000 Guru di pedalaman nusantara.
Sekolah yang dijadikan Smart Center adalah sekolah yang berada di pedalaman dan para siswanya anak warga setempat yang terkategori miskin.
Selama enam bulan, para siswa akan mendapatkan tambahan nutrisi berupa bubur kacang hijau, telur dan susu yang diberikam gratis tiga hari dalam sepekan. Para siswa biasanya juga dibantu peralatan sekolah seperti tas, sepatu dan buku.
Peduli Pendidikan
Rinny Komara yang setiap hari bertugas menjadi pramugari maskapai ternama di Indonesia, mengaku baru tahu ada komunitas 1000 Guru saat sedang menyaksikan pameran mobil di kawasan BSD Tangerang.
Baca: Susu-Telur-Bubur Jadi Cara Ampuh 1000 Guru dan KFC Berantas Buta Huruf Anak-anak di Pedalaman
Rinny menceriterakan bahwa dulu sewaktu masih sekolah SMA,kondisi.ekonomi orangtuanya sangat kekurangan. Itu terjadi lantaran ayahnya sakit keras dan butuh biaya besar untuk berobat.
Hampir saja Rinny putus sekolah karena ketiadaan biaya. Hanya tekad bulat bersekolah yang mengantarnya bisa lulus SMA. Untuk menutupi biaya sekolah, Rinny rela berjualan kue di sekolahannya.
Tak patah semangat, Rinny melanjutkan kuliah di kampus swasta Bandung.
"Pagi hingga sore saya kerja, sore-malam saya kuliah," kisahnya.
Bersyukur, setelah lulus kuliah Rinny diterima menjadi pramugari.
Dan kini, Rinny mencoba berbagi ilmu dan rela ikut mengajar di pedalaman bersama komunitas 1000 Guru.
"Saya ingin menginspirasi dan berbagi dengan sesama yang lain yang berjuang untuk mendapatkan pendidikan.Apalagi ini di pedalaman yang listrik saja tidak ada dan sekolah di bilik bambu," ujar Rinny.
Dokter Lala juga mengisahkan, ia justru memilih bertugas di daerah-daerah tertinggal. Setelah lulus kuliah, dokter Lala yang besar di Jakarta ini memilih bertugas di Kupang.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.