Jumlah Gempa Vulkanik Lebih dari 600 Kejadian per Hari
Magnitudo gempa terbesar dalam periode krisis ini adalah M 4.3 terjadi pada 27 September 2017 pukul 13:12 WITA
Editor: Eko Sutriyanto
Namun hal ini tidak dapat diinterpretasikan sebagai rendahnya aktivitas magmatik.
Konsentrasi SO2 kemungkinan berada di bawah batas kemampuan peralatan untuk mendeteksi pada jarak sejauh ini atau kemungkinan tidak terdeteksi karena SO2 berinteraksi dan terlarut dalam air.
2. Asap putih yang keluar dari kawah Gunung Agung sangat berpotensi disertai dengan keluarnya gas-gas magmatik (CO2, SO2, dll).
Jika konsentrasinya tinggi, gas-gas ini dapat tercium menyengat (bau belerang) dan dapat membahayakan keselamatan bagi yang menghirupnya.
Namun demikian, paparan gas saat ini kemungkinan hanya berada di sekitar kawah.
Gas-gas ini akan dengan mudah tertiup dan tercacah oleh angin sehingga konsentrasinya akan menjadi lebih rendah atau bahkan nihil pada jarak yang jauh.
3. Hasil pengukuran gas Gunung Batur dengan metode MultiGas mengindikasikan belum adanya indikasi suplai magma baru ke Gunung Batur. Hingga hari ini belum teramati indikasi terpengaruhnya aktivitas vulkanik Gunung Batur akibat peningkatan aktivitas Gunung Agung.
Analisis
1. Evaluasi data pemantauan hingga saat ini mengindikasikan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Agung masih tinggi sehingga probabilitas untuk terjadi letusan masih lebih tinggi daripada probabilitas untuk tidak terjadi letusan.
Namun demikian, probabilitas letusan dapat berubah sewaktu-waktu tergantung pada data pemantauan terkini.
2. Jika terjadi letusan, kemungkinan besar akan diawali dengan letusan kecil namun juga memungkinkan untuk diikuti oleh letusan yang lebih besar. Besarnya letusan tidak bisa ditentukan dengan pasti.
3. Tanggal dan waktu pasti letusan tidak dapat diprediksi. Namun demikian, PVMBG akan mengeluarkan peringatan sedini mungkin jika kondisi aktivitas Gunung Agung berubah dan/atau jika teramati kecenderungan yang lebih tinggi untuk terjadi letusan.
4. Masyarakat maupun wisatawan yang berada di luar Zona Bahaya dapat melakukan aktivitas seperti biasa (Zona Bahaya saat ini yaitu di dalam radius 9 km dari Puncak dan perluasan sejauh 12 km dari Puncak Gunung Agung ke arah sektor Utara-Timurlaut dan Tenggara-Selatan-Baratdaya).
5. Masih aman untuk berwisata di Bali. Namun, masyarakat maupun wisatawan agar tidak memasuki Zona Bahaya. PVMBG terus berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) maupun Pemerintah Daerah untuk memperkuat sistem peringatan dini letusan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.