Aparat Paksa Wartawan Hapus Foto-foto Kekerasan Demo PLTP di Banyumas
Aparat sempat memaksa beberapa wartawan menghapus gambar kekerasan aparat terhadap para pendemo dalam kamera wartawan.
Editor: Hendra Gunawan
Akibat kejadian tersebut, Darbe menderita sejumlah luka di tubuh, di dada, punggung dan tulang rusuk sebelah kiri.
Ia juga merasakan nyeri di tubuh bagian dalam. Kartu identitasnya pun dirampas oleh oknum aparat. "Ada beberapa kaki injak tubuh saya. Sangat sakit," katanya, Selasa (10/10).
Nasib fotografer Dian Aprilianingrum lebih baik karena hanya mengalami kekerasan verbal dari polisi saat meliput kericuhan itu. Oknum aparat sempat memintanya menyerahkan kamera, dan melarang memotret kejadian.
Jurnalis perempuan itu melihat langsung bagaimana temannya, Darbe diperlakukan tak manusiawi oleh oknum aparat.
"Saya sempat berteriak-teriak mengatakan Darbe itu wartawan, namun tidak digubris," katanya.
Kekerasan fisik lebih banyak dialami oleh para peserta aksi. Azka, peserta aksi dari IAIN Purwokerto masih sesekali memegangi telinganya yang sakit usai pulang dari tahanan.
Ia sampai tak ingat pukulan mana yang menyebabkan daun telinganya berlumuran darah karena terlalu banyak pukulan yang diterimanya kala itu.
Insiden itu bermula ketika, sekitar pukul 22.00, ia yang tengah duduk-duduk di tenda posko perjuangan depan pendopo tiba-tiba digeruduk puluhan petugas yang sebelumnya bersiaga di lokasi.
Satu persatu temannya, termasuk dia, ditarik paksa oleh aparat. Ia ditarik di sela-sela mobil lalu dihantam dari segala penjuru oleh beberapa oknum aparat. Ia baru menyadari sebagian wajahnya telah berlumuran darah.
"Di Mapolres telinga saya yang luka hanya diobati terus dikasih perban. Saya bingung mau periksa lagi kemana," katanya.
Ganjar menyayangkan
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, menyayangkan adanya pemukulan atau kekerasan terhadap para jurnalis yang dilakukan oleh para oknum aparat kepolisian dan petugas Satpol PP Kabupaten Banyumas, Senin (9/10) malam.
Ia menyarankan agar kasus tersebut diproses sesuai ketentuan yang ada. Yakni untuk pelaku dari oknum kepolisian dilaporkan ke Provost Polres Banyumas, dan untuk oknum Satpol PP dilaporkan ke Bupati Banyumas.
"Saya kira mesti dilaporkan saja, kalau yang kepolisian dilaporkan ke provost kalau yang satpol PP ke bupati. Agar diberikan kejelasan seperti apa dan apa yang terjadi," kata Ganjar, Selasa (10/10).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.