Aparat Paksa Wartawan Hapus Foto-foto Kekerasan Demo PLTP di Banyumas
Aparat sempat memaksa beberapa wartawan menghapus gambar kekerasan aparat terhadap para pendemo dalam kamera wartawan.
Editor: Hendra Gunawan
Demonstrasi yang dikemas dengan pentas budaya dinilainya tidak pantas dibubarkan.
Berdasarkan data yang dihimpun aliansi, ada belasan peserta aksi yang sebagian merupakan mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto ditangkap oleh polisi.
"Tenda juga dihancurkan dan beberapa barang elektronik serta kendaraan dibawa petugas," katanya.
Kapolres Banyumas AKBP Bambang Yudhantara mengatakan pihaknya telah melakukan penertiban terhadap para peserta aksi.
Pihaknya telah memperingatkan demonstran agar bubar sejak waktu menjelang sore karena sesuai aturan, batas waktu demonstrasi sampai pukul 18.00.
Demonstran kemudian diberi kelonggaran hingga pukul 22.00 untuk bertahan di seputaran Pendopo. Namun hingga batas waktu yang ditentukan massa ternyata belum membubarkan diri.
Pihaknya akhirnya terpaksa membubarkan mereka demi menjaga ketertiban umum. "Sudah kami imbau untuk bubar namun massa tidak bubar sampai batas waktu yang ditentukan. Akhirnya kami bubarkan," katanya.
Saat meliput pembubaran paksa, aksi tolak pembangunan PLTP Gunung Slamet di depan kantor Bupati Banyumas, seorang wartawan dipukul dan diinjak-injak oleh sejumlah aparat keamanan.
Dalam liputan tersebut, beberapa wartawan berusaha merekam aksi kekerasan, yang dilakukan aparat kepada peserta aksi.
Tak dinyana, setelah mereka mendokumentasikan kejadian tersebut, sejumlah oknum polisi dan Satpol PP justru memaksa dan berusaha merampas alat kerja wartawan, yaitu HP dan kamera. Bila tidak mau menyerahkan, maka perangkat tersebut akan dibanting.
Handphone (HP) milik Agus Wahyudi, wartawan media cetak di Jawa Tengah juga diminta.
Ia bahkan dipaksa untuk menghapus foto yang telah ia abadikan, dengan ditunggui tiga aparat. Berdasarkan informasi yang diterima, kejadian mengerikan dialami oleh wartawan salah satu stasiun TV nasional, yakni Darbe Tyas.
Ia diinjak-injak, ditendang dan dipukul oleh lebih kurang 10 aparat, hingga tersungkur. Padahal, ia telah menunjukkan kartu identitas wartawannya, tetapi tak diindahkan oleh pelaku.
Awalnya, Darbe berusaha melindungi wartawan lain yang terancam pengeroyokan, tetapi justru dirinyalah yang kemudian menjadi sasaran amukan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.