Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Seharian Kemarin Gunung Agung Alami 906 Kali Gempa Vulkanik

Berdasarkan hasil evaluasi Kamis (12/10/2017) kemarin, tercatat dalam sehari Gunung Agung mengalami 906 kali gempa vulkanik.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Seharian Kemarin Gunung Agung Alami 906 Kali Gempa Vulkanik
Facebook Pusdalops BPBD Prov Bali
Visual Gunung Agung, Senin (9/10/2017) 

TRIBUNNEWS.COM, SEMARAPURA - Hingga Jumat (13/10/2017) Gunung Agung terus mengalami peningkatan aktivitas vulkanik.

Bahkan berdasarkan hasil evaluasi Kamis (12/10/2017) kemarin, tercatat dalam sehari Gunung Agung mengalami 906 kali gempa vulkanik.

Jumlah ini pun meningkat drastis dari periode Rabu (11/10/2017) yang berjumlah 727 gempa vulkanik perharinya.

Kepala Sub-Bidang Mitigasi Pemantauan Gunungapi Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana, banyaknya gempa vulkanik yang terjadi Kamis (12/10/2017), menyebabkan adanya penambahan tekanan dalam tubuh Gunung Agung.

Baca: Anggota DPRD dan Janda yang Digerebek Warga Tidak Melakukan Hubungan Badan

Dalam kondisi tertentu, tekanan tersebut memicu terjadinya gempa tremor Non Harmonik atau Spasmodic Tremor.

Bahkan Kamis (12/10/2017), PVMBG merekam 7 kali gempa tremor Non Harmonik akibat tingginya aktivitas vulkanik Gunung Agung, dengan rincian 3 kali gempa tremor Non Harmonik di periode 12.00 Wita-18.00 Wita, dan 4 gempa Tremor Non Harmonik di periode 18.00 Wita sampai 24.00 Wita.

Asap ke luar dari kawah Gunung Agung
Asap ke luar dari kawah Gunung Agung (facebook)
Berita Rekomendasi

"Tremor Non Harmonik yang terekam kemarin adalah rentetan gempa-gempa vulkanik. Satu gempa muncul, sebelum gempa sebelumnya selesai. Jadi gempa berulang-ulang seperti itu," jelas Devy Kamil Syahbana ketika dikonfirmasi di Pos Pantau Gunung Api Agung, Desa Rendang, Karangasem, Jumat (13/10/2017).

Devy Kamil Syahbana pun mengimbau masyarakat untuk tidak panik yang berlebihan, karena gempa Tremor Non Harmonik normal terjadi saat kondisi aktivitas Gunung Api yang tinggi.

Baca: Perempuan ABG Kirim Pesan Singkat kepada Pacarnya Sebelum Tewas Gantung Diri

Gempa Tremor Non Harmonik biasanya memiliki durasi yang pendek, seperti yang terekam di Gunung Agung, gempa Tremor masih berdurasi 3 menit, dengan amplitude yang belum over skill (melebihi batas ukur) .

Gempa tremor yang biasanya dikhawatirkan masyarakat itu adalah gempa tremor yang terus menerus, dengan durasi sampai hitungan puluhan menit atau beberapa jam.

Biasanya saat pengukuran gempa, di seismograf amplitudenya menunjukkan over skill dan jika terjadi gempa tremor terus menerus, akan diikuti dengan letusan atau erupsi.

"Kalau yang terekam sementara ini gempa tremor yang berdurasi pendek, masih sekitar tiga sampai empat menitan dan terputus. Kalau hal ini terjadi, ini memang konsekuensi untuk gunung api yang statusnya berada di level 4 (awas)," jelas Devy.

Baca: Tiga Pasangan Mesum Diciduk Tengah Asyik Berdua-duaan di Kamar Hotel

Gempa tremor Non Harmonik terjadi akibat mekanisme tekanan vulkanik di bawah yang terus bergerak secara bersamaan menuju permukaan.

Saat di permukaan, fluida bermanifestasi ke permukaan menjadi asap putih yang lebih tebal.

Hal ini terpantau sesaat setekah Gunung Agung mengalami gempa tremor Non Harmonik, yakni dari puncak gunung Agung tampak asap putih sekitar 200 meter yang lebih tebal dari biasanya.

"Kalau asap putih mengepul tebal seperti itu sebenarnya baik dan bagus, sehingga tekanan diperut gunung terus habis. Bahaya justru jika tidak ada manifestasi fluida ke permukaan berupa asap tadi. Kalau kita lihat saat ini, hal tersebut masih termasuk minim di Gunung Agung. Kita harapkan agar gas seperti ini terus keluar," ungkap Devy.

Menurutnya, semakin banyak asap keluar, akan diikuti dengan trend gempa yang akan kian menurun.

Baca: Kisah Cinta Pilot dan Pramugari, Rhyzza Tak Menyangka Berjodoh dengan Pria Bule Asal Portugal

Hal tersebut dikarenakan saat gas terus keluar, magma akan terkristalisasi. Jika sudah demikian, mobilitas magma akan berkurang dan kehilangan energinya.

"Kalau sekarang gempa vulkanik masih sangat tinggi, bahkan gempa mencapai 907 per hari. Ini tentu sangat tinggi, dari pada saat pertama kali kita naikan Gunung Agung ke status awas yakni rata-rata gempa vulkanik 360 kali perharinya," jelas Devy.

Berdasarkan evaluasi PVMBG hingga Jumat (13/10/2017) pukul 06.00 Wita sampai 12.00 Wita, tidak lagi terekam gempa tremor di Gunung Agung.

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas