Menabuh Gamelan 66 Jam Non Stop di Kulonprogo Pecahkan Rekor MURI
Kabupaten Kulonprogo berhasil menorehkan rekor baru dunia untuk pagelaran Menabuh Gamelan 66 Jam Non Stop yang dihelat 18 hingga 21 Oktober 2017.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, KULONPROGO - Kabupaten Kulonprogo berhasil menorehkan rekor baru dunia untuk pagelaran Menabuh Gamelan 66 Jam Non Stop yang dihelat 18 hingga 21 Oktober 2017 di Alun-alun Wates.
Atas prestasi itu, Kulonprogo berhak menyandang pemecah rekor untuk kategori Pagelaran Karawitan Secara Non Stop Terlama 66 Jam.
Hal ini dicatat oleh Museum rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai sebagai rekor dunia pada urutan 8161.
Baca: Peran Dukun di Balik Pengungkapan Kasus Bom Bali 15 Tahun Lalu
Piagam penghargaan itu diserahkan MURI kepada Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, Sabtu (21/10/2017), sesaat setelah pertunjukan gamelan itu menepati target rekornya pada pukul 14.10 WIB.
"Rekor dari Kulonprogo ini memecahkan rekor pagelaran karawitan terlama yang sebelumnya ditorehkan Taman Mini Indonesia Indah sejak April 2005 yakni 57 jam," kata Manager MURI, Aryani Siregar.
Dia juga menyebutkan, rekor ini bukan yang pertama dicatatkan Kulonprogo.
Baca: Populernya Selingkuh di Jepang Sampai Jadi Nama Sebuah Kota
Sebelumnya, sudah ada beberapa rekor yang dipegang Kulonprogo.
Di antaranya rekor penanaman satu jenis bibit pohon (sengon) terbanyak yakni 300.000 bibit pada November 2012, rekor cuci tangan serentak dengan peserta terbanyak (9.046 peserta) pada November 2007, serta rekor gula kelapa terbesar (tinggi 3,5 meter, diameter 3 meter, berat 1 ton).
Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo mengaku bersyukur karena usaha memecahkan rekor MURI itu bsia terlaksana dengan baik tanpa halangan.
Ia berharap pemecahan rekor MURI ini bisa membuat Kulonprogo semakin terkenal di dalam dan luar negeri.
"Ini juga bisa jadi promosi Kulonprogo kepada publik serta upaya pelestarian seni budaya," katanya.