Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bernama Polisi, Pemuda di Pasuruan Ini Tiba-tiba Tenar Setelah Kena Tilang, Begini Ceritanya

Polisi, pemuda 22 tahun asal Dusun Pangarengan, Desa Kalipang, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan, mendadak menjadi perbincangan.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Bernama Polisi, Pemuda di Pasuruan Ini Tiba-tiba Tenar Setelah Kena Tilang, Begini Ceritanya
surya/galih lintartika
Surat tilang pria bernama Polisi, warga Dusun Pengarengan, Desa Kalipang, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan, yang viral di media sosial. 

“Saat itu, suami saya bercanda ke teman-temannya. Kalau anak saya laki-laki, saya pasti akan kasih nama polisi, biar kalian semua ditembak sama anak saya,” kata Illyyin menirukan kalimat yang diucapkan suaminya kala itu.

Selanjutnya, selang beberapa bulan, ia mengaku sudah waktunya untuk melahirkan. Saat terlahir di dunia, ternyata anaknya laki-laki.

Ia bersama suaminya sepakat untuk tidak memberikan nama polisi pada anak itu. Bahkan, suaminya langsung mencarikan nama buah cinta pertamanya.

Akhirnya, mereka memberi nama bayi mungil itu Muhammad Muchlas.

“Nama yang bagus dengan makna yang bagus juga. Kami sudah sangat senang kala itu,” kenang Illyin.

Dikatakannya, tak lama berselang, paska nama itu sudah dipatenkan, si bayi ini justru sakit – sakitan. Ia mengira, semula ini hanya sakit biasa.

Namun, lama-kelamaan , si bayi ini sakitnya tak karuan. Hampir setiap hari ke dokter dan tukang pijat. Puluhan juta dikeluarkan Illyyin dan suaminya untuk kesehatan anaknya.

Berita Rekomendasi

“Kami sempat ganti nama sebanyak empat kali. Pertama Muhammad Muchlas, kedua Muhammad Musofak, Iksan, dan Muchlisin. Tetapa saja, dia tetap sakit-sakitan,” ungkapnya.

Sakitnya, kata Illyyin, ini tidak tetap. Menurutnya, terkadang sakit panas, muntaber, dan masih banyak lagi.

Pokoknya, selama satu tahun di usianya pertama, polisi ini harus bolak – balik masuk rumah sakit dan tukang pijat. Akhirnya, suatu ketika, ia bertemu dengan tukang pijat.

“Saat itu, tukang pijatnya datang ke saya dan menanyakan apa saya dan suami pernah memiliki nadzar untuk memberi nama bayi itu. Saya mulai berfikir dari situ,” katanya sambil meneteskan air matanya.

Sepulang dari tukang pijat itu, ia mengamini pertanyaan itu. Dalam hatinya, sang suami pernah nadzar memberikan nama polisi terhadap bayi itu.

Dari situlah, ia berniat mengganti nama anaknya dan memenuhi nadzar sang suami yang disampaikan pada teman-temannya di saat bayi masih dalam kandungannya.

“Saya tasyakuran dan mengganti anak kami dengan polisi, sesuai dengan janji bapaknya,” terangnya.

Halaman
1234
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas