Kisah Inspiratif, Sambil Kerja, Anak-anak Desa Pinggir Hutan Banyumas Semangat Lanjutkan Pendidikan
Keuntungan dari usaha kuliner ini akan diputar untuk keperluan sekolah mereka dan biaya hidup sehari-hari.
Editor: Hendra Gunawan
Prioritasnya, para siswa didorong untuk mendapatkan beasiswa penuh dari perguruan tinggi. Jika tak mampu, para siswa diharapkan memperoleh keringanan biaya pendidikan dari pihak kampus.
Selanjutnya, para kader dan pengelola bersama-sama membangun usaha untuk menutup kekurangan biaya pendidikan mereka.
"Rumah makan ini satu di antara usaha kami yang dikerjakan bersama-sama. Keuntungannya diputar untuk menanggung biaya hidup dan sekolah mereka,"katanya
Adib membenarkan, seluruh siswa di sekolah kader ini lahir dari keluarga miskin yang tak mampu meneruskan sekolah.
Mereka berasal dari desa-desa pinggiran hutan yang tersebar di berbagai daerah di Jawa Tengah dan Jawa Berat.
Para remaja belasan tahun ini direkomendasikan oleh mitra Sekolah Desa Brilian, yakni Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dengan syarat berkeinginan kuat melanjutkan pendidikan.
Adib tak muluk-muluk dalam membangun mimpi para siswa ini. Mereka dikader untuk kembali ke tanah kelahiran dan membangun desanya sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Karena itu, materi yang diajarkan kepada mereka lebih mengedepankan keahlian yang berhubungan dengan potensi hutan dan pedesaan, semisal bertani, beternak dan merawat hutan. Mereka juga digembleng dengan pendidikan watak yang mengadopsi kearifan lokal.
Mereka diharapkan menjadi motor penggerak perubahan di desa masing-masing untuk mewujudkan kesejahteraan yang berkeadilan.
"Jika kita bisa menanamkan kader di masing-masing desa. Kita lihat berapa tahun ke depan, desa-desa akan maju di tangan orang-orang yang baik dan berpikir brilian,"katanya. (*)