Satelit NASA Temukan Konsentrasi Senyawa Beracun di Langit Bali
Gunung Agung masih terus mengalamai erupsi magmatik. Berbagai perubahan telah terjadi, menyusul adanya letusan dan abu vulkanik
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM - Gunung Agung masih terus mengalamai erupsi magmatik.
Berbagai perubahan telah terjadi, menyusul adanya letusan dan abu vulkanik masih terus dimuntahkan Gunung Agung.
Warga Bali diimbau untuk menggunakan masker saat bepergian atau berada di luar rumah.
Pada Akun Instagram @bnpb_indonesia melansir satelit Aura NASA telah memantau adanya konsentrasi sulfur dioksida yang tinggi sejak Senin, 27 November 2017, di langit Pulau Bali, sebagian Jawa hingga ke Surabaya dan Kepulauan Madura.
Konsentrasi abu tertinggi ditemukan di sebelah Timur Pulau Bali.
Setelah dilepaskan biasanya SO2 atau Belerang dioksida dapat berubah menjadi partikel aerosol sulfat kecil.
Hal ini dapat mengubah kecerahan awan dan mempengaruhi pola presipitasi regional
SO2 itu diketahui merupakan senyawa beracun dengan bau menyengat.
Dalam prosesnya, jika SO2 bertemu dengan senyawa lain di udara maka ia bisa membentuk hujan asam
Berikut postingannya:
Konsentrasi sulfur dioksida
1. Rekaman satelit Aura NASA telah menunjukkan adanya konsentrasi sulfur dioksida yang tinggi sejak Senin, 27 November 2017, di langit Pulau Bali, sebagian Jawa hingga ke Surabaya dan Kepulauan Madura
2. Konsentrasi abu tertinggi ditemukan di sebelah Timur Pulau Bali
3. Setelah dilepaskan biasanya SO2 dapat berubah menjadi partikel aerosol sulfat kecil. Ini dapat mengubah kecerahan awan dan mempengaruhi pola presipitasi regional.
4. SO2 atau Belerang dioksida diketahui merupakan senyawa beracun dengan bau menyengat. Dalam prosesnya, jika SO2 bertemu dengan senyawa lain di udara maka ia bisa membentuk hujan asam *Sumber: nnvl.noaa.gov*
Sebaran debu vulkanik dari Erupsi Magmatik Gunung Agung hingga saat ini masih menyelimuti ruang udara atau air space Bandara I Gusti Ngurah Rai, Selasa (28/11/2017) malam.
Hal tersebut disampaikan Kepala Otoritas Bandara Wilayah IV, Herson saat dihubungi melalui ponselnya oleh Tribun.
"Masih tertutup VA (vulcanic ash) hingga saat ini. Hasil pengamatan dari VA Advisory Darwin, bahwa semburan vulcanic ash dari gunung agung tetap pada ketinggian 30.000 feet bergerak kesini (Bandara Ngurah Rai) kearah Banyuwangi," ucapnya.
Hingga saat ini operasional Bandara I Gusti Ngurah Rai masih ditutup sesuai Notice To Airmen (NOTAM) bernomo A4274/17 hingga Rabu (29/11/2017) esok pagi.(*)