Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fase Kritis Gunung Agung, Letusan Berikutnya Bisa Lebih Dahsyat

Kepala Bidang Mitigasi PVMBG, I Gede Suantika, menjelaksan tremor overscale tersebut terjadi sekitar pukul 13.30 Wita hingga 14.00 Wita.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Fase Kritis Gunung Agung, Letusan Berikutnya Bisa Lebih Dahsyat
TRIBUN BALI/I NYOMAN MAHAYASA
Siswa Sekolah Dasar menyaksikan erupsi Gunung Agung di Karangasem, Bali, Selasa (28/11/2017). Gunung Agung terus menunjukkan peningkatan aktivitas vulkaniknya setelah meletus pertama kalinya pada Selasa 21 Novemver 2017 lalu, sejak terakhir meletus pada tahun 1963 silam. TRIBUN BALI/I NYOMAN MAHAYASA 

Sebelumnya, lontaran batu itu juga sempat heboh di media sosial.

"Kita terima informasi sudah ada lontaran batu di wilayah Dukuh, atau di sisi utara Gunung Agung," kata Suantika, sembari meyakinkan info tersebut A1.
Ia menjelaskan, lontaran batu tersebut berjarak 4 km dari kawah Gunung Agung.

Besar batu yang dilontarkan sekitar sebesar kepalan tangan orang dewasa, dan memiliki panas sekitar 500 drajat celcius saat baru terlontar dari kawah.

"Ini menandakan erupsi hari ini lebih besar dari sebelum-sebelumnya. Jika sebelumnya hanya melontarkan abu, kali ini sudah keluar material beratnya," ungkap lulusan S1-S3 ITB Bandung jurusan geofisika ini.

Situs Magma Var Kementrian ESDM juga melaporkan terjadinya erupsi di Gunung Agung yang disertai lontaran batu di daerah Desa Dukuh pada pukul 15.00 Wita.

Menteri ESDM Ignasius Jonan kemudian mengirimkan foto lontaran batu di udara itu ke sejumlah media.

Foto itu, menurut Jonan, diambil dari Dukuh, Kecamatan Kubu, Karangasem.

Berita Rekomendasi

Setelah ramai dilaporkan adanya lontaran batu tersebut, Camat Kubu I Made Suartana bersama Kapolsek Karangasem, AKP I Made Suadnyana, mendatangi Desa Dukuh untuk memastikan informasi tersebut.

Camat bersama Kapolsek Kubu, dan Babinsa naik ke Desa Dukuh pukul 17.00 Wita, dan turun sekitar pukul 18.30 Wita.

Hasil pantauan ke lokasi, tak ditemukan adanya tanda-tanda hujan batu atau kerikil.

Bekas kerikil di rumah warga dikatakan tidak ada.

"Tadi naik sampai ketinggian 5 kilometer. Tak ada tanda-tanda hujan kerikil. Pekarangan rumah warga bersih, tak lihat ada kerikil dan bebatuan," ujar Suartana saat dikonfirmasi tadi malam.

Desa Dukuh masuk KRB III.

Warganya semua mengungsi di Tembok, Buleleng.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas