Pedang Berusia 350 Tahun Dipamerkan, Ratusan Pusaka Sita Perhatian
Ratusan senjata tajam tradisional bernilai seni dan historis tinggi berjejer rapi, di antaranya ada yang disimpan pada etalase. Sebagian dipajang terb
TRIBUNNEWS.COM, BANJARBARU - Ratusan senjata tajam tradisional bernilai seni dan historis tinggi berjejer rapi, di antaranya ada yang disimpan pada etalase. Sebagian dipajang terbuka.
Suasana Aula Bina Satria tampak lain, bak kerajaan karena di antaranya dipamerkan benda pusaka peninggalan masa penjajahan.
Tutin Bapa, Panitia Wasi Pusaka Banua, pecinta senjata tradisional dari komunitas Wasaka Kalsel mengatakan sesuai tema jika kegemaran koleksi senjata tradisional pusaka karena cinta budaya dan seni.
Baca: Fintech dan e-Commerce di Indonesia Dilarang Gunakan Bitcoin
"Sesuai tema, Kami katuju wasi kada karena katuju bakalahi, kami katuju wasit karena cinta budaya dan seni, " katanya, Rabu (29/11/2017).
Dia mengatakan tak hanya dipamerkan tapi pengunjung juga bisa melakukan transaksi jual beli. Ada sekitar 600 senjata tradisional seperti keris hingga tombak dan pedang. Selain bernilai seni juga sarat akan nilai-nilai sejarah.
"lihat ini merupakan Parang, umur tua sudah 350 tahun, digunakan untuk perang pada zamannya, didapat sesama kolektor turun temurun," katanya.
Ada juga tombak Tombak dohong, asli Banjar jaman Belanda, yang digunakan untuk berperang sepanjang dua meter.
Baca: Politikus PDI Perjuangan: Bupati Tidak Harus Mundur Bila Maju Pilgub
Walikota Banjarbaru Nadjmi Adhani mengatakan kegiatan merupakan bagian Creative and Culture Expo, salah satu event di Banjarbaru Festival.(Banjarmasin Post/Nia Kurniawan)