Dalam Dua Malam, 30 Hektar Daratan di Gunungkidul Jadi Danau
Air yang menutupi sekitar 30 hektar di wilayah tersebut berasal dari mata air Wireneng yang biasanya dipakai oleh warga untuk mencuci dan mandi
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Reporter Tribun Jogja, Tris Jumali
TRIBUNNEWS.COM, GUNUNGKIDUL - Ratusan warga berbondong-bondong menyambangi Desa Ngeposari Dusun Wediwutah, Gunungkidul untuk melihat danau yang terbentuk hanya dalam waktu dua malam, Kamis (30/11/2017).
Berdasarkan keterangan dari Kepala Dukuh Wediwutah, Diarto, air yang menutupi sekitar 30 hektar di wilayah tersebut berasal dari mata air Wireneng yang biasanya dipakai oleh warga untuk mencuci dan mandi.
"Biasanya kalau banjir hanya meluap setinggi delapan meter, tapi sekarang ini ketinggian air sekitar 20 meter, karena tiang listrik yang tertinggi di sini sudah terendam," tuturnya.
Luas wilayah sekitar 30 hektar yang terendam air berwarna kehijauan tersebut, ia mengatakan sebelumnya adalah lahan pertanian, dan jalan penyambung ke desa sebelah.
"Disana tidak ada perumahan warga, sebagaian besar adalah lahan pertanian, dan ada satu peternakan ayam milik warga yang tenggelam di sana," ungkapnya.
Baca: Sempat Lumpuh Total Akibat Luapan Kali Oya, Jalur Utama Gunungkidul Dibuka Kembali
Sebagian warga rela mendaki bukit yang letaknya berdekatan danau tersebut, bisa dibilang kejadian ini sangat langka, karena sebelumnya belum pernah terjadi luapan air yang menutupi hingga 30 hektar lahan pertanian hingga membentuk danau.
"Airnya itu sampai sekarang terus meninggi, ya kita khawatir bisa mengancam perumahan warga yang berada di atas fenomena tersebut," jelasnya.
Ia menceritakan, konon katanya mata air yang berada di wilayah tersebut berasal dari tujuh jalur sungai bawah tanah.
Diperkirakan karena hujan deras, wilayahnya tersebut terdapat tujuh jalur sungai bawah tanah yang airnya keluar ke mata air Wireneng.
Diperkirakan karena hujan deras dari Selasa (28/11/2017) menyebabkan tujuh jalur sungai bawah tanah yang mengarah Desa Ngeposari itu meluap.