Mugiyanto Sempat Mengimami Salat di Masjid Sebelum Tubuhnya Hanyut Terbawa Arus Banjir
Mugiyanto tak sempat meloloskan dari dari terjangan arus itu. Ia ikut hanyut terbawa air luapan yang bermuara di Sungai Serayu.
Editor: Dewi Agustina
Badan jembatan saluran di sisi rumah Mugi dibangun terlalu rendah sehingga menghambat laju air.
Air yang tak berhasil lolos karena menghantam jembatan akhirnya memutar balik, dan menggerus talut hingga longsor dan membanjiri rumah Mugi.
"Jembatan itu terlalu rendah sehingga air tak bisa lolos kalau sedang meluap. Kami berharap jembatan itu dihancurkan dan dibangun lagi yang lebih tinggi, sehingga tidak kejadian lagi," katanya.
Anggota tim SAR Gabungan Wisnu Huda Wardana mengungkapkan, korban awalnya ditemukan tersangkut di bangkai pohon kelapa yang hanyut ke sungai, sebelum jembatan gantung.
Kondisi sungai yang berjeram dan arus deras sempat menghambat proses evakuasi. Evakuasi pertama pun sempat gagal. Jasad Mugi sempat lepas dan hanyut kembali terbawa arus.
Kondisi arus deras dan berjeram. Sehingga susah evakuasi. Kalau dipaksakan jasad bisa rusak," katanya, Rabu (29/11/2017).
Tim kemudian mengejar korban yang hanyut hingga sejauh 200 meter.
Sampai di air yang arusnya landai di bawah jembatan gantung Selokromo, tim berhasil mengevakuasi korban.
Menurut Wisnu, kondisi jasad korban masih utuh dan hanya mengalami sedikit lecet karena benturan benda keras.
Korban lantas dievakuasi dan dibawa ke RSUD Wonosobo sebelum dikembalikan ke pihak keluarga. (tribunjateng/cetak/Aqy)