Marianti Berharap Kelima Anaknya Sukses Tanpa Melupakan Adat-istiadat Suku Mentawai
Sebelum belajar bersama, Ratna dan Klara sampai memanjat rangka dinding untuk mengambil buku bacaan yang disimpan di bagian internit rumah.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Dewi Agustina
Malam itu, kedua anak dari pasangan Lukas dan Marianti itu belajar di rumah saat hari sudah larut lantaran baru pulang ikut orangtuanya bertemu warga dan tamu di rumah Uma.
Ia menceritakan, saat ini Ratna duduk di kelas 4. Sementara adiknya, Klara, masih duduk di kelas 2.
Ratna dan Klara adalah dua dari empat anak Suku Mentawai fam Sirisurak di Kampung Gorottai yang bersekolah di Sekolah Uma Gorottai.
Baca: Novanto Tidak Berdaya, Berkas Perkara Satu Troli Dilimpahkan ke Pengadilan
"Sejumlah barang kami memang disimpan di atas karena rumah kami banjir besar pada tahun 2014 lalu," terang Marianti.
Menurut Marianti, dia kerap meminta anak-anaknya belajar malam dengan minim penerangan sekitar satu jam.
Selain menyelesaikan tugas pekerjaan rumah (PR), Ratna dan Klara juga dibiasakan terus melatih kemampuan maupun materi pelajaran yang didapatnya dari sekolah.
Ia menceritakan, tiga kakak dari Rarna dan Klara disekolahkan orang lain di Padang dan Malang.
Seorang putranya telah duduk di bangku kuliah.
Satu harapan dan doa Marianti, kelak kelima anaknya itu menjadi orang yang sukses dan membanggakan orang tua tanpa melupakan adat-istiadat Suku Mentawai.
Bahkan, diharapkan ada di antara mereka yang bisa membangun Kampung Gorottai.
Ratna dan Klara mengakui minimnya cahaya lampu membuat mereka kesulitan saat belajar pada malam hari.
Terkadang, keduanya hanya bertahan untuk belajar sampai satu jam.
"Iya, kalau ada lampu mau semangat lagi belajarnya," ujar Ratna.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.