Marianti Berharap Kelima Anaknya Sukses Tanpa Melupakan Adat-istiadat Suku Mentawai
Sebelum belajar bersama, Ratna dan Klara sampai memanjat rangka dinding untuk mengambil buku bacaan yang disimpan di bagian internit rumah.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, MENTAWAI - Anak-anak suku Mentawai hanya bermodal temaram pelita saat malam tiba.
Temaram pelita ini pula yang menjadi teman setia anak-anak suku Mentawai berolah pikiran di malam hari.
Waktu telah menunjukkan pukul 21.30 WIB.
Namun, di salah sudut rumah warga masih tampak kakak beradik, Ratna Theresia (10) dan Klara (8), tengah belajar di bawah temaram pelita.
Sebelum belajar bersama, Ratna dan Klara sampai memanjat rangka dinding untuk mengambil buku bacaan yang disimpan di bagian internit rumah.
Malam itu, Ratna membantu adiknya, Klara, belajar membaca Bahasa Indonesia. Sebuah pelita di atas meja kecil memberi sedikit penerangan ke buku bacaan mereka.
Baca: Suku Mentawai Nasibmu Kini, Jalan Berliku Menuju Fam Sirisurak (1)
"Lihatlah alam di sekitarmu banyak sekali tumbuhan tumbuh, tumbuh..," ucap Klara dengan terbata.
"Ayam jika sudah dewasa tumbuh jeng.., jeng..," kata Klara.
"Jenggernya," timpal Ratna.
"Ayam bersuara pe'tok, pe'tok, pe-tok," lanjut Ratna.
Ratna beberapa kali membantu adiknya mengoreksi pengucapan kata demi kata dari kalimat yang dibacanya.
Tak lama kemudian, Ratna meminjam buku bacaan adiknya untuk mencontohkan sekaligus melancarkan Bahasa Indonesia.
"Tahukah kamu eceng gondok, eceng gondok tumbuh di air, seperti teratai," kata Ratna.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.