Bukit Nogosari Kulonprogo Retak Sepanjang 500 Meter, Ratusan Jiwa Warga di Bawahnya Terancam
Retakan sepanjang ratusan meter muncul di tebing bukit Nogosari di Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, KULONPROGO - Retakan sepanjang ratusan meter muncul di tebing bukit Nogosari di Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kulonprogo.
Kondisi ini mengancam ratusan warga yang bermukim di bawah bukit tersebut dan kini harus mengungsi sementara waktu.
Warga yang terancam dan harus mengungsi antara lain 20 kepala keluarga (KK) sejumlah 59 jiwa dari RT 96 RW 48 Pedukuhan Klepu serta sisanya dari wilayah Pendoworejo, Girimulyo yang letaknya berbatasan.
Dukuh Klepu, Sudarman mengatakan, retakan di punggung bukit itu sebetulnya sudah muncul sejak dua tahun lalu namun kini semakin parah dan mengkhawatirkan.
Retakan yang semula hanya sepanjang sekitar 200 meter dan lebar 10-20 centimeter kini terus memanjang hingga kisaran 500 meter dan lebar rekahan tanah sekitar 30-50 centimeter.
"Tambah parah karena belakangan ini hujan turun terus menerus," kata Sudarman, Kamis (21/12/2017).
Warga dan relawan disebutnya sudah sempat mengondisikan keadaan dengan menimbun rekahan itu karena dikhawatirkan air hujan masuk ke dalam tanah melalui rekahan tersebut dan membuat kondisi bukit kian labil.
Namun, menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo yang sudah melakukan pantauan, kondisi tebing bukit itu memang sudah tidak aman.
Warga yang bermukim di area sekitar bawah tebing lalu diimbau agar segera mengungsi apabila hujan deras turun tanpa henti dalam durasi minimal dua jam berturut-turut. Ketika terjadi hujan berhari-hari sebagai efek Sikon Tropis Cempaka beberapa waktu lalu, warga juga sempat mengungsi dan kembali ke rumah beberapa hari kemudian.
Namun, mereka kembali mengungsi ke tempat lebih aman setelah hujan deras mengguyur tanpa henti pada Rabu (20/12/2017) lalu.
Titik pengungsian terakhir saat ini berlokasi di gedung SDN Mejing karena lokasi ungsi sebelumnya di rumah warga dan masjid setempat juga dinyatakan tidak aman dari potensi terjangan longsor.
Saat hujan deras turun warga akan mengungsi ke lokasi tersebut namun jika cuaca terang warga kembali ke rumah masing-masing.
"Warga trauma karena pada 2002 pernah ada kejadian longsor yang memakan korban jiwa dua orang. Apalagi, belum lama ini di Ngroto (Pendoworejo) juga ada kejadian longsor dan ada korban jiwa. Letaknya kan berbatasan dengan sini," kata Sudarman.
Pihaknya berharap Pemerintah Kabupaten Kulonprogo dan BPBD bisa melakukan pantauan dan kajian kembali atas kondisi bukit tersebut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.