Lima Anak Periang Tiba-tiba Jadi Pemurung, Ternyata Seorang 'Predator' yang Jadi Penyebabnya
Kasus ini mencuat setelah orang tua korban melaporkan kejahatan yang menimpa anaknya itu ke Polsek Gumelar
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribun Jateng Khoirul Muzakki
TRIBUNNEWS.COM, BANYUMAS - Kasus pencabulan anak di bawah umur kian mengkhawatirkan.
Predator anak mulai menyasar anak-anak desa sebagai objek pelampiasan nafsu bejatnya.
Warga Desa Cihonje Kecamatan Gumelar Banyumas baru-baru ini digegerkan dengan dugaan kasus tindakan asusila sesama jenis terhadap anak di bawah umur.
Baca: Berbulan-bulan Jadi Korban Pencabulan Sesama Jenis Mahasiswa, ABG Ini Trauma Berat
Kasus ini mencuat setelah orang tua korban melaporkan kejahatan yang menimpa anaknya itu ke Polsek Gumelar, (28/12/2017).
Hingga saat ini, ada lima anak di Desa Cihonje yang diduga menjadi korban pencabulan oleh pelaku.
Demikian halnya warga, Kepala Desa Cihonje Sarnoto mengaku terkejut atas kejadian ini. Aksi keji yang mulanya hanya ia saksikan melalui siaran televisi di daerah nan jauh, kini terjadi nyata di pelosok desa Banyumas ini.
Orang tua yang prihatin melihat perubahan sikap anaknya itu lalu meminta putranya terbuka perihal permasalahan yang dihadapi.
"Akhirnya anak itu mau terus terang sehingga kasus itu terungkap,"katanya
Keluarga kini telah menyerahkan pengusutan kasus itu ke polisi agar ditangani secara adil menurut hukum berlaku.
Pihaknya juga mengimbau warga agar tak melampiaskan kemarahan terhadap pelaku melalui tindakan anarkis.
Pihaknya juga mengimbau kepada para orang tua untuk lebih berhati-hati dan mengawasi pergaulan anak-anaknya.
"Terutama kalau anak-anak yang suka bergaul dengan orang beda generasi (dewasa). Bukannya curiga, tapi untuk kewaspadaan saja. Karena untuk kasus ini kan pelaku dan korban beda generasi," katanya. (*)
"Warga kaget, biasanya cuma lihat kasus itu di televisi, kini terjadi di desa sendiri,"katanya, Selasa (2/1/2018).
Dari lima korban yang masih duduk di bangku sekolah ini, satu di antaranya siswa setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), 3 anak lainnya di Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan 1 anak siswa Sekolah Dasar (SD).
Menurut Sarnoto, kasus ini terungkap setelah korban berterus terang kepada orang tua atas kejahatan yang menimpanya.
Satu di antara orang tua korban mulanya mencurigai perubahan sikap anaknya dalam beberapa waktu terakhir.
Sang anak yang semula periang berubah pendiam dan sering murung tanpa sebab yang jelas.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.