Aiptu Suanda Tak Sempat Menikmati Uang Pensiun, Nyawanya Melayang di Tangan Pembunuh
Kenangan masa kecil sewaktu bermain bersama dengan sang kakak puluhan tahun lalu mendadak terlintas saat jenazah Aiptu Suanda dikremasi.
Editor: Dewi Agustina
Masalah ketepatan waktu, masalah kebersihan, Suanda memang luar biasa di mata sang adik.
"Saya tidak bisa mengungkapkan dengan kata-kata. Walaupun saya sudah gede, sudah punya anak, sedih sekali rasanya kehilangan sosok beliau," kata Bima dengan suara yang semakin berat.
Baca: Cerita Petugas Lapas Nusakambangan Diganggu Noni Belanda hingga Bertemu Penampakan
Baginya, ini adalah kehilangan di jalan yang tidak biasa.
Suanda baru pensiun tanggal 1 Desember 2017.
Belum sempat menikmati uang pensiun yang pertama, ia harus pergi untuk selama-lamanya.
Walaupun ia telah mengiklaskan kepergian almarhum, namun kenangan masa kecil sewaktu bermain bersama dengannya masih sangat melekat dalam ingatannya.
Kenangan yang membuat ia menitikkan air mata.
Kini Bima hanya bisa berdoa, semoga almarhum mendapat tempat layak di alam sana, serta anak istri yang ditinggalkan tabah.
Masalah pelaku yang telah menghabisi nyawa Suanda, Bima menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian.
Baca: Ibu yang Sekap Tiga Anak Kandungnya Kini Dirawat di RSJ Lawang
Kini ia hanya ingin fokus dengan upacara kremasi.
Namun, karena pembunuhan ini sangat biadab, ia berharap pelaku dihukum mati.
Tidak hanya Bima, kesedihan juga tampak menyelimuti istri Suanda.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.