Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pimpinan Ponpes Al Hidayah Dianiaya, Santri Jangan Terprovokasi

Komplek Pondok Pesantren Al Hidayah yang terletak di Kampung Santiong, Desa Cicalengka Kulon, Kecamatan Cicalengka, mendadak dipenuhi puluhan orang.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Pimpinan Ponpes Al Hidayah Dianiaya, Santri Jangan Terprovokasi
Tribun Jabar/Seli Andina
Warga mendatangi Pesantren Al Hidayah setelah mendapat informasi kejadian penganiayaan yang menimpa pengurus Pondok Pesantren Al Hidayah, KH Umar Basri, Sabtu (27/1/2018). 

"Pihak kepolisian hendaknya segera menangkap dan mengungkap motif pelaku," ujar Ketua Setara Institute, Hendardi.

KH Umar Basri di ruang perawatan RS Al Islam, Kota Bandung
KH Umar Basri di ruang perawatan RS Al Islam, Kota Bandung (istimewa)

Setara Institute menyebut kasus yang penganiayaan yang menimpa KH Umar Basri sangat sensitif.

Bahkan, kasus itu dinilai berpotensi menimbulkan friksi sosial dalam skala yang cukup mengkhawatirkan.

"Secara substantif, serangan tersebut merupakan teror yang dilakukan oleh perseorangan (lone wolf) untuk menimbulkan ketakutan dan ancaman berdasarkan paham keagamaan ekstrim dengan kekerasan (violent extremism)," kata Hendardi.

Karena itu, Setara Institute meminta polisi memberikan perhatian khusus dan penanganan yang cepat dan tepat terhadap kasus ini.

Tak hanya polisi, Kementerian Agama dan Kementerian Dalam Negeri juga diminta memberikan perhatian khusus terhadap kasus serangan dan pemukulan secara membabi buta terhadap tokoh NU tersebut.

Kapolda Jabar, Kapolda Jabar, Irjen Pol Agung Budi M beserta Kapolres Cirebon Kota, AKBP Adi Vivid AB, dan jajaran PBNU Cirebon saat menunjukkan pelaku penganiayaan terhadap KH Umar Basri, di Polres Cirebon Kota, Minggu (28/1/2018). TRIBUN JABAR/SITI MASITHOH
Kapolda Jabar, Kapolda Jabar, Irjen Pol Agung Budi M beserta Kapolres Cirebon Kota, AKBP Adi Vivid AB, dan jajaran PBNU Cirebon saat menunjukkan pelaku penganiayaan terhadap KH Umar Basri, di Polres Cirebon Kota, Minggu (28/1/2018). TRIBUN JABAR/SITI MASITHOH (Tribun Jabar/Siti Masithoh)

Setara Institute menduga penganiayaan ini dilakukan atas dasar sentimen dan paham keagamaan.

BERITA TERKAIT

Selama melakukan tindakan biadabnya, pelaku mengekspresikan kalimat-kalimat yang pada pokoknya mengklaim bahwa korban dan pengikutnya "pasti masuk neraka".

Dalam kasus ini, ucapnya, pelaku menunjukkan fenomena pengajaran keagamaan yang mengarah pada eksklusivisme dan ekstrimisme dengan kekerasan yang telah mengakibatkan jatuhnya korban.

Penjagaan di Ponpes Harus Diperketat
Sekretaris Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Cucun Ahmad Syamsurijal menyatakan, kala tahun politik bergulir pihak keamanan mesti memberikan penjagaan ekstra, utamanya kepada pondok pesantren.

Hal itu ia sampaikan menanggapi peristiwa nahas yang dialami oleh Pimpinan Pondok Pesantren Al-Hidayah Cicalengka (Santiong).

Korbannya KH Umar Basri atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ceng Emon.

"Tolong untuk pihak kepolisian untuk segera menindaklanjuti kasus penganiayayan kyai Emon," ujarnya.

Cucun menilai hal itu akan menganggu stabilitas pihak pesantren. Apalagi yang dianiayai seorang kiai.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas