Guru Budi yang Tewas Dianiaya Siswa Bukan Pria Sembarangan, Mahasiswa Islam Malang Perlu Tahu
Selain berwajah tampan dan multitalenta, Budi juga seorang aktivis cukup terkenal di Malang, Jawa Timur.
Editor: Hendra Gunawan
Hal ini seperti diungkapkan M Satuman Azhari (53), ayah mendiang Budi.
Ditemui di kediamannya di Pleyang, Sampang, Satuman mengatakan bahwa almarhum anaknya ingin menggelar pameran seni tahun ini.
“Tahun lalu pernah mengadakan pameran seni dengan saya, rencananya tahun ini lagi,” ungkap Satuman.
Satuman menambahkan, pameran yang dia garap bersama anaknya berlangsung selama 5 hari, yakni pada 26 Desember hingga 30 Desember 2017 silam.
Pameran yang memuat 15 karya mereka tersebut digelar di Gedung Kesenian, Kabupaten Sampang.
Tema yang diangkat adalah “Satu Masa”.
Rencananya, di bulan Oktober tahun 2018 ini akan menggelar pameran kembali di tempat yang sama.
“Rencananya di pameran tahun ini kami akan mengangkat tema ‘Satu Hati’,” terang pria yang sudah lebih 15 tahun mengajar seni rupa di SMA 1 Sampang tersebut.
Ia juga menegaskan bahwa di tahun ini akan tetap menggelar pameran untuk mengenang dan mengenalkan karya Budi.
Saat ditanya jenis lukisan apa yang disukai almarhum anaknya tersebut, dia menjelaskan bahwa aliran yang Budi sukai adalah lukisan ‘sufistik’.
“Lukisan almarhum Budi memuat banyak pesan, tidak hanya unsur seni, tapi juga keagamaan,“ ungkap pria tiga anak ini.
Almarhum Budi yang juga merupakan Guru GTT (honorer) SMAN 1 Torjun, menyukai gambar bercorak tangan, hal itu bisa dilihat pada karya seni rupa berupa biola dengan gambar tangan ditengahnya.
“Ini karya kesayangan anak saya,” ungkap Satuman sambil menunjukkan satu biola dengan gambar tangan kecil berbentuk melingkar bagian bawah biola. (Surya/Khairul Amin)