Peternak Itik di Samas Yogyakarta Pilih Kosongkan Kandang, Ini Alasannya
Warga pesisir Pantai Samas, Srigading, Bantul yang selama ini memelihara itik memilih mengosongkan kandangnya untuk sementara.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Warga pesisir Pantai Samas, Srigading, Bantul yang selama ini memelihara itik memilih mengosongkan kandangnya untuk sementara.
Ini karena pakan alami berupa gangsing (biota laut menyerupai kepiting tapi berukuran kecil) sangat sulit ditemukan di pantai selatan.
Tukiman, seorang peternak itik di Pantai Samas, Kamis (8/2/2018) mengatakan, gangsing ini menjadi satu bahan pakan itik yang digunakan oleh peternak di Samas.
"Untuk campuran pakan, biasa dicampur BR, bekatul atau kangkung," kata Tukiman ditemui di rumahnya.
Meski menjadi campuran, komposisi gangsing ini paling banyak dibanding bahan campuran lain.
Ini sebabnya, peternak Samas bergantung pada ketersediaan gangsing di Pantai Selatan saat memelihara itik.
Tak ada gangsing, berarti para peternak tidak memelihara itik seperti sekarang ini.
"Kalau dikasih makan hanya dengan bekatul atau BR jatuhnya boros pakan, harga bekatul dan BR sekarang juga mahal, kami biasa mencampur dengan gangsing ini supaya menghemat pengeluaran untuk membeli pakan karena gangsing bisa didapat di pesisir," kata Tukiman.
Selain menghemat biaya untuk membeli pakan, gangsing ini diyakini peternak mengandung banyak protein yang membuat itik peliharaan mereka cepat dipanen.
Tukiman memperkirakan, itik yang diberi pakan campuran gangsing sudah bisa dipanen setelah 2,5 bulan dengan harga kisaran Rp 30 ribu.
Diprediksi, gangsing ini akan mulai banyak ditemukan sekitar Bulan Mei bebarengan dengan berakhirnya musim penghujan.
Saat itulah, peternak akan mulai memelihara itik kembali.
Sebagai informasi, sekitar 2000 ekor itik biasa dipelihara di pesisir Samas yang dimiliki sekitar 10 peternak.
Sementara untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, peternak kini lebih fokus melaut.
"Beternak itik cuma untuk sampingan kalau hasil laut sedang sedikit, kalau sedang seperti ini kami biasa kembali melaut, kebetulan harga bawal putih sekarang ini sedang mahal," katanya. (*)