Kisah Haru Pensiunan Guru, Sudah Sakit-sakitan, Masih Harus Merawat 2 Anaknya yang Difabel Sendirian
Di usia senjanya, ia begitu ikhlas merawat anak-anaknya yang merupakan penyandang diffabel sejak puluhan tahun silam.
Editor: Sugiyarto
"Dari Dinas sosial Kabupaten tidak ada. Bantuan ada dari swasta dan uang kasih tiga bulanan dari pemerintah pusat," ujar Mbah Sandiman yang juga sebagai pensiunan guru.
Dijelaskan Mbah Sandiman, untuk memenuhi kehidupan sehari-hadi dirinya dan anak-anaknya ia hanya mengandalkan uang pensiun.
"Uang pensiunan, kalau untuk hidup saya sendiri cukup. Tapi untuk anak saya, tidak cukup," ungkapnya.
Apalagi, masih menurut Mbah Sandiman anak-anaknya sangat membutuhkan protein tinggi sehingga makanannya setiap hari sebesar mungkin harus ikan dan telor asin.
Setiap hari, semenjak istrinya meninggal dunia tahun 2014 silam, ia terpaksa harus melewati hari tuanya seorang diri dengan dua orang anaknya.
Ditinggal istrinya, ia seperti kehilangan teman berbagi. Apalagi, ia sendiri sakit-sakitan.
Beruntung, ia memiliki keponakan bernama Tumarmi yang setiap hari datang menengok kediamannya, untuk membantu mengurus rumah dan merawat anak-anaknya.
"Tua, hidup sendiri, saya sering bingung. Tua sendirian, mau makan saja repot," tutur dia, dengan raut muka tampak sedih. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.