Pencarian Nanang di Sungai Mahakam Dihentikan Saat Hujan Turun
Radius pencarian hari ini kembali diperluas menjadi 5 Kilometer dari lokasi korban diketahui menghilang
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan wartawan tribunkaltim.co, Christoper D
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Tim SAR gabungan masih terus melakukan pencarian terhadap korban tenggelam di sungai Mahakam.
Dihari ketiga pencarian, hingga saat ini belum ada tanda-tanda korban ditemukan. Bahkan, proses pencarian harus tertunda karena hujan yang melanda Samarinda.
"Ini hari ketiga pencarian, korban belum juga ditemukan, tanda-tanda keberadaan korban juga belum diketahui, semoga dalam waktu dekat ini dapat ditemukan," ucap Kepala Unit Siaga SAR Samarinda, Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Balikpapan (Basarnas), Dede Hariana, Jumat (2/3/2018).
Lanjut dia menjelaskan, hari ini (2/3) pencarian dimulai sejak pagi hari, dan kembali akan dilanjutkan menunggu hujan reda, hingga sore hari.
Radius pencarian hari ini kembali diperluas menjadi 5 Kilometer dari lokasi korban diketahui menghilang.
"Setiap harinya jarak pencarian kita perluas, untuk hari ketiga ini, radius pencarian mencapai 5 Km. Jika hari ini belum juga ditemukan, kita lanjutkan keesokan harinya," ungkapnya.
Baca: Sridevi Meninggal Tenggelam di Bak Mandi, Begini Penjelasan Ahli
Selain mengandalkan pencarian dengan melakukan penyisiran di permukaan sungai, juga dilakukan dengan meminta bantuan warga yang tinggal disekitar sungai Mahakam, serta ke pengguna jalur transportasi sungai, untuk segera melaporkan ke posko pencarian, jika melihat adanya korban.
"Keberhasilan operasi SAR ini tidak hanya karena menemukan korban, namun juga karena koordinasi yang dilakukan dengan baik antar seluruh unsur yang terlibat, termasuk dengan masyarakat," terangnya.
Untuk diketahui, korban tenggelam atas nama Helmi alias Nanang (63), yang tenggelam di sungai Mahakam, pada Selasa (27/2) kemarin, sekitar pukul 19.30 Wita, diperairan jalan Bung Tomo, Samarinda Seberang.
Dari informasi yang dihimpun, sebelum tenggelam, korban sempat melakukan tawar menawar dengan pengemudi perahu tambangan, guna dapat menyebrang ke Samarinda Seberang dari kawasan pasar Pagi.
Saat diperjalanan, tepatnya di tengah sungai, pengemudi tambangan masih melihat keberadaan korban di kapal. Namun, saat hendak menepi, korban sudah tidak ada di kapal, hanya terdapat tongkat penopang berkepala naga, dan handphone.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.