Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Warga Penolak Bandara NYIA Kulonprogo Tak Pedulikan Penutupan Jalan

Sebagian bidang jalan Daendels di wilayah Desa Palihan dan Glagah yang masuk dalam cakupan IPL pembangunan NYIA di Temon bakal segera ditutup.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Warga Penolak Bandara NYIA Kulonprogo Tak Pedulikan Penutupan Jalan
TRIBUNJOGJA.COM / Singgih Wahyu
Warga melintas di Jalan Daendels wilayah Glagah yang akan segera dipasangi portal jalan, belum lama ini. Ruas tersebut akan segera ditutup total untuk mendukung pembangunan bandara 

TRIBUNNEWS.COM, JOGJA - Sebagian bidang jalan Daendels atau Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) di wilayah Desa Palihan dan Glagah yang masuk dalam cakupan IPL pembangunan NYIA di Temon bakal segera ditutup.

Hal ini menyusul semakin masifnya pekerjaan pembangunan fisik bandara tersebut. 

Sultan menyebut ada sekitar 700 meter bidang jalan tersebut yang turut terdampak pembangunan.

Selanjutnya, badan jalan akan dibuat menjadi underpass di bawah area terminal penumpang.

Atas hal ini, warga dari kelompok penolak bandara mengaku tak peduli dan sama sekali tak memusingkannya.

Meski mereka masih bertahan tingal di lahan masing-masing yang juga terdapat di dalam area IPL, para warga itu mengaku penutupan jalan itu tak membuat mereka kehilangan ruang gerak.

"Kami masih tetap leluasa dan banyak jalan yang bisa dilalui. Kami mau ke sawah dan tegalan pun tetap ada jalan. Kalau itu jalan umum kenapa kok mau ditutup? Apa masalahnya?," kata seorang warga penolak dari Bapangan, Desa Glagah, Tuginah.

BERITA REKOMENDASI

Ia menegaskan saat ini tinggal di lahan sendiri yang merupakan warisan dari orangtuanya dan akan dipertahankannya sampai kapanpun.

Tuginah merasa tidak ada alasan kuat bagi pihak tertentu untuk merampas tanahnya itu.

Sekalipun pemrakarsa pembangunan bandara memberikan surat perintah pengosongan lahan, ia menyatakan tidak akan pernah meninggalkan tanah tersebut. 

"Kenapa kami harus menyerah? Buat apa? Kami di tanah sendiri, bukan merampas tanah orang," kata Tuginah.

Pendapat serupa juga disampaikan warga lainnya dari Sidorejo, Desa Glagah, Sutrisno.


Meski tinggal di luar pagar lahan bandara, ia memiliki tanah tegalan yang turut terdampak karena berada di dalam area proyek tersebut.

Dirinya tegas menyatakan menolak lahannya diakuisisi untuk pembangunan bandara.

Ia pun mengaku tak peduli dengan rencana penutupan jalan Daendels dan mengatakan masih banyak jalan terobosan yang bisa dilaluinya untuk menuju ladang.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas