Korban Banjir Mengeluh Tak Dapat Bantuan Sandal dan Nasi Bungkus
Maryati dan Rika Setiawati mengatakan, dia tidak kebagian jatah saat ada pembagian bantuan berupa sandal, Kamis (15/3/2018) kemarin.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yongky Yulius
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Sejumlah warga RT 01, RW 04, Kampung Cingised, Kelurahan Cisaranten Endah, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung korban banjir mengeluhkan penyaluran bantuan yang datang.
Wilayah RT 01, 02, dan 03, RW 04 itu beberapa kali digenangi banjir setinggi mata kaki hingga pinggang orang dewasa setelah air Sungai Cironggeng di dekat RT 01 meluap sebanyak tiga kali dalam kurun waktu sepekan ini.
Sungai itu meluap karena tanggulnya yang sepanjang 20 meter jebol pada Kamis (8/3/2018) malam.
Maryati (44) dan Rika Setiawati (26), warga RT 01 mengatakan, dia tidak kebagian jatah saat ada pembagian bantuan berupa sandal, Kamis (15/3/2018) kemarin.
Padahal, saat ini, sandal adalah barang paling dibutuhkan untuk berjalan di jalan kampung yang beberapa titiknya masih digenangi air berwarna cokelat bercampur lumpur.
Baca: Pencalonan Gatot Nurmantyo Sebagai Capres Tinggal Menunggu Mantan Panglima TNI itu Pensiun
"Sandal lah yang paling penting. Soalnya semua sandal sudah hanyut. Kaki juga sudah mulai gatal-gatal dan luka," kata Maryati.
"Kemarin ada bantuan sandal. Tapi bantuannya cuma dibagikan di depan, jadinya rebutan. Padahal, harusnya, bantuan itu disalurkan dari rumah ke rumah, langsung masuk ke RT 01," kata Rika saat ditemui Tribun Jabar di depan rumahnya, Jumat (16/3/2018).
Maryati mengatakan, untuk mengobati gatal-gatal dan luka pada kakinya, dia membutuhkan obat.
Gatal-gatal itu juga dirasakannya lantaran berjalan ke sana kemari menerjang genangan air bercampur lumpur.
Selain membutuhkan sandal dan obat-obatan, Rika dan pun Maryati sama-sama membutuhkan bantuan makanan.
Baca: Goreng Ikan Lumba-lumba dan Mengunggahnya di Medsos, Nelayan Karangasem Akhirnya Ditangkap Polisi
Terakhir, Maryati mengaku mendapatkan bantuan satu bungkus nasi bakar, Kamis kemarin.
Rika pun mengaku terakhir kali mendapatkan nasi bungkus kemarin, itu pun hanya satu bungkus saja.
"Di rumah kan ada banyak, ada empat orang. Nasinya cuma satu bungkus. Ya jadinya kita makannya jadi sedikit-sedikit. Tapi bantuan beras ada dikasih," ujarnya.
Selain makanan, air minum juga sangat dibutuhkan oleh keduanya.
Pasalnya, setelah bersih-bersih lumpur di dalam rumah, keduanya kerap kali kehausan.
"Kalau habis bersih-bersih kan suka haus, capek. Kami ingin air minum yang dalam kemasan gitu biar praktis. Terakhir kali dapat bantuan air minum sudah lama, sudah beberapa hari yang lalu," kata Maryati.
Berdasarkan pantauan Tribun Jabar di lokasi RT 01, beberapa titik terlihat masih digenangi air berwarna cokelat setinggi mata kaki orang dewasa.
Baca: Fredrich dan Dokter Bimanesh Disebut Merancang Diagnosa Sakitnya Novanto Sebelum Kecelakaan Terjadi
Tak hanya genangan air, lumpur juga masih terlihat memenuhi jalan-jalan kecil akses kampung RT 01.
Beberapa rumah warga sudah terlihat dibersihkan dari lumpur.
Namun, ada beberapa perabotan yang masih teronggok di pekarangan dan tepi-tepi jalan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.