Luar Biasa, Petapa Sakti India Dites Tidak Makan Tidak Minum dan Tidak keceing 15 Hari Tetap Sehat
Dalam upaya untuk mencapai tujuan hidup menuju Mokshaatau menyatu dengan sang pencipta, beberapa umat Hindu menjalani Monasistisisme.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM - Dalam upaya untuk mencapai tujuan hidup menuju Mokshaatau menyatu dengan sang pencipta, beberapa umat Hindu menjalani Monasistisisme.
Monasistisisme merupakan praktik keagamaan di mana seseorang menyangkali tujuan-tujuan duniawi dengan maksud agar dapat membaktikan hidupnya semata-mata bagi karya rohani.
Beberapa orang menjani hidup sebagai kaum Monastik di sebuah biara, dan beberapa lagi menjalani hidup nya dengan mendekat ke alam semesta, dan menjauh dari keramaian duniawi.
Mengembara dari satu tempat ke tempat lain, menggantungkan hidup pada anugerah Tuhan belaka.
Mendermakan makanan atau keperluan lain hingga menjadi Sadhu diyakini umat Hindu sebagai suatu kebajikan besar.
Para Sadhu biasanya tidak dizinkan untuk memiliki harta benda kecuali alat pribadi seperti kaca mata dan pakaian, dan beberapa lagi sudah meninggalkan kebendaan material seperti kehidupan.
Sadhu Agori yang hidup dengan meninggalkan kemanusiaannya dan menyatu dengan semesta dengan cara radikal dan kontroversial, namun Sadhu Agori bukanlah satu-satunya Sadhu yang terkenal di India.
Masih banyak Sadhu lain untuk mendekatkan diri pada moksa, salah satunya adalah pertapa tua yang mengaku berpuasa hingga 70 tahun.
Prahlad Jani, seorang Shadhu, seorang petapa sakti yang mengaku telah memilih jalan Shadhu sejak usia 11 tahun, mengaku mendapat wahyu agama dan menjadi pengikut Hindu Goddes Amba.
Kisahnya yang paling menarik adalah saat ia mengaku telah berpuasa selama 70 tahun, tanpa makan, tanpa minum, dan masih bertahan hidup.
Ia dibesarkan di sebuah desa di Distrik Mehsana, meninggalkan duniawi sejak masih belia dan pergi ke hutan untuk mencari sang pemilik semesta.
Kepergiannya bahkan tanpa membawa bekal, hingga sebuah penelitian medis pernah dilakukan untuk membuktikan kebenaran ucapan Prahlad Jani.
Pada tahun 2003, Jani dirawat di rumah sakit dan belajar selama 10 hari. Peneliti menempatkannya di sebuah ruangan yang disegel dan di bawah pengawasan konstan.
Menurut laporan, dia tidak meminta untuk pergi ke toilet sama sekali selama dia tinggal, dan dokter menyatakan bahwa urine itu tampaknya diserap kembali oleh tubuhnya setelah terbentuk di kandung kemihnya.
Para peneliti mencatat bahwa Jani tidak memiliki luka fisik, dan sehat. Satu-satunya kelainan yang mereka temukan adalah lubang di langit-langit mulutnya.
Dr. Urman Dhruv, Sekretaris Jenderal Asosiasi Dokter Ahmedabad , yang mengawasi studi klinis menyatakan, "Prahad Jani tidak mengambil apa-apa, baik cairan, maupun air, atau makanan selama 10 hari dalam proyek kami, dan Jani tidak melewatkan air kencing atau tinja selama 10 hari ini ".
Meski hal ini sulit dinalar akal sehat nyatanya masih banyak yang tidak meyakini kebenaran Prahad Jani ini lalu pada 2010 ia juga sempat menjalani tes serupa.
Dia diteliti lain oleh Dr. Sudhir Shah dan sebuah tim yang terdiri dari 35 peneliti (DIPAS) India mereka sangat ingin memahami kemampuannya, dan ingin mengetahui apakah mereka dapat belajar sesuatu dari Jani untuk keperluan militer.
Sejumlah penelitian sekali lagi dilakukan termasuk tes darah dan pemindaian tubuh. Sekali lagi, Jani berada di bawah pengawasan dua puluh empat jam.
Selama lima belas hari, Jani tidak Makan, minum air dan dia juga tidak pergi ke toilet, dan para periset melaporkan bahwa semuanya baik-baik saja dengannya.
Para ilmuwan bahkan menggambarkan dia memiliki kesehatan yang jauh lebih baik daripada orang lain yang memiliki setengah usianya.
Meski begitu berpuasa bagi kaum Hindu di India adalah hal lumrah, namun berpuasa biasanya hanyalah dilakukan selama 8 hari, lalu kebanyakan manusia tidak bisa bertahan selama 50 hari. Lalu pemogokan kelaparan terpanjang tercatat hanya 74 Hari. (INTISARI)