Perempuan 58 Tahun Tekuni Profesi Tambal Ban Demi Pendidikan Anak
Seorang perempuan 58 tahun, menekuni profesi tambak ban, demi membiayai pendidikan anak-anaknya.
Editor: Nurmulia Rekso Purnomo
Laporan wartawan Sripoku.com, Rahmad Zilhakim
SRIPOKU. COM, PALEMBANG - Umur dan jenis kelamin bukanlah halangan bagi Masitoh, perempuan berumur 58 tahun yang berprofesi sebagai penambak ban, yang membuka usahanya di kelurahan Kebun Bunga, kecamatan Sukarami Palembang, Sumatera Selatan.
Ditemui Sriwijaya Post, ibu tujuh anak itu, mengaku sudah sejak 22 tahun terakhir menekuni profesi yang umumnya digeluti oleh laki-laki itu.
Alasannya melakukan pekerjaan tersebut di umur yang lanjut, adalah karena cinta kepada sang anaknya. Sebagian besar anak perempuan tersebut masih bersekolah, dan masih butuh biaya.
Baca: Kartu Indonesia Sehat Tidak Berguna Bagi Korban Bom Bali, Chusnul Khotimah
Baca: KPK Sambut Positif Lampu Hijau Dari Jokowi Untuk Periksa Puan dan Pramono
" Suami saya bekerja sebagai tukang parkir, anak saya ada tujuh yang dua orang masih sekolah, yang laki-laki dikelas SMK dan yang bungsu tengah duduk di bangku dua SMP,"kata Masitoh, Jumat (23/3/2018).
Ia akui bahwa menggeluti profesi tersebut tidaklah mudah, terlebih ia kerap mendapat cibiran dari tetangga. Namun ia terpaksa mengacuhkan hal tersebut, karena ia butuh uang untuk membayar semua tagihan, termasuk pendidikan sang anak.
"Yang penting kita benar-benar bekerja, demi membiayai anak," jelas Masitoh
Selain menekuni profesi sebagai tukang tambal ban, ia juga bekerja membuat jaringan tangan untuk menangkap ikan. Hal itu ia lakukan selama menunggu pelanggan di tempat usahanya menjual jasa tambal ban.
"Kalo tidak ada yang nambal ban ya bikin kerok, dari pada ngelamun, buang-buang waktu," katanya.